Senin, 13 Mei 2013

Analisis Kantor

 
2.1              Arti Kerja

Kerja adalah aktivitas seseorang dalam melakukan kegiatan berupa pekerjaan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa keuntungan atau gaji atau upah .
Kerja cerdas merupakan sebuah model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan sedikit tapi hasilnya besar, biasanya berangakat dari kerja yang terikat pada aturan atau jam kerja formal atau berbisnis jarang jarang tetapi sekali mendapatkan untung, untungnya cukup untuk dinikmati  berbulan bulan atau cukup untuk sekian minggu ke depan.
Syarat mental yang perlu dimiliki untuk mencapai kerja yang produktif , antara lain :
a.                   Mengembangkan standar prestasi yang pas
Pas disini artinya memiliki standar yang sesuai dengan perkembangan kita hari ini. Seperti yang kita alami, jika standar yang kita patok itu terlalu rendah maka kita akan bingung  atau sedikit hasilnya. Karena itu ada yang menyarankan, little is more and more is little. Dengan kata lain supaya tetap produktif, berarti kita perlu memberi standar yang benar benar pas dengan dinamika perkembangan kita. Jangan terlalu rendah atau jangan terlalu sedikit. Tapi jangan terlalu tinggi atau jangan terlalu banyak .       
b.                  Mengasah kreativitas
Kreativitas atau tidak kreatif, pada akhirnya adalah masalah manajemen batin. Suasana atau fasilitas memang mendukung kreativitas, tapi batin ini tidak kreatif, fasilitas dan suasana itu tidak ada gunanya. Mengasuh kretivitas ini bisa kita lakukan dengan menyediakan ruang untuk menemukan berbagai kemungkinan untuk menciptakan metode cara atau teknik baru yang efektif dan lebih efektif dan lebih efisien dan membantu kita menjadi lebih produktif. Soal apa bentuknya, bagaimana caranya dan lain-lain, ini urusan kita maing-masing. Ini mengingat, biasanya the best technique is always not in the book. Teknik , metode atau cara yang kita dapatkan dari orang lain atau dari buku umumnya sebagai “an aid“ atau bantuan buat kita untuk discovery atau eksplorasi.                
c.                    Menajamkan focus
Produktivitas sangat erat hubungannya dengan soal focus. Fokus kareana itu merupakan kekuatan. Contoh sepele, misalnya : jika kita melihat benda di depan mata tetapi pikiran kita tidak fokus, maka produktivitas penglihatan kita juga tidak bagus. Ini terjadi sampai ke hal – hal yang sangat mendasar dalam hidup manusia. Jika seseorang memfokuskan pikirannya untuk melihat peluang, maka yang menjadi kesimpulan di batinnya teantang dunia ini adalah peluang. Meski awalnya adalah soal kesimpulan di batin, tetapi pada tahapan tertentu akan dipengaruhi tindakan dan produktivitasnya.
Saking eratnya hubungan antara produktivitas dan fokus, teori manajemen sampai mengajarkan kita untuk membagi aktivitas menjadi :
1.      Prioritas
2.      penting
3.      mendesak
4.      distrsaksi
Jika kita gagal membedakan antara prioritas dan distraksi (aktivitas yang tidak prioritas, tidak penting dan tidak mendesak), pasti fokus pikiran kita kacau. Kalau sudah kacau, produktivitas kita pun akan terancam.
  
d.                  Menggali Tracit knowledge
Istilah tracit knowledge ini bisa ki tajumpai di naskah kerja Robert J, Stenberg, pakar Psikologi di Yale Universitas. Ini adalah semacam pengetahuan spesifik tentang sesuatu yang diperoleh seseorang dari praktek. Tracit Knowledge ini punya ciri khas antara lain pengetahuan ini adalah sebuah prosedur didalam diri seseorang  tentang bagaimana sesuatu harus dikerjakan , Pengetahuan itu merupakan buah dari melakukan sesuatu , bukan buah dari diajar orang lain .
Pengtahuan itu bersifat sangat pribadi  seseirang supir yang sudah berpengalaman, pasti memiliki prosedur batin tentang bagaimana menjalankan kesadaran yang diajarkan oleh pengalamannya. Prosedur batin itu biasanya tidak dimiliki oleh seorang supir yang baru lulus dari sekolah montir . Kita sering menyebutkannya dengan istilah ” feeling” atau gerakan refleks atau disbut dengan beyond the technique.
Kaitan dengan produktivitas di sini sangat jelas. Seoramg sopir yang sudah bekerja dengan feeling tadi, pasti lebih tahan lama, lebih rileks dan lebih cepat. Saya kira ilustrasi ini juga bisa kita terapkan dalam pekerjaan sejari–hari.
e.                   Menjaga harmonitas
Seperti juga alam raya ini, hidup kita akan produktif kalau harmonitasnya terjaga, serasi atau seimbang. Belajar dari praktek hidup, mayoritas penyakit yang merupakan ancaman produktivitas, entah itu penyakit jiwa atau raga, mulanya muncul dari pengabdian kecil yang kemudian menimbulkan ketidakharmonisan, atau ketidakseimbangan ke hampir seluruh wilayah hidup. Contohnya kurang tidur. Ketika kita kurang tidur, yang terjadi bukan hanya kita butuh tidur di siang hari sebagai pengganti waktu tidur yang telah kita gunakan untuk yang lain. Kurang tidur yang sudah sampai pada tingkat overdosis, bisa menggangu hubungan kita dengan pekerjaan, dengan oramg lain, dan seterusnya yang akhirnya mengakibatkan produktivitas rendah.  
f.                   Perlindungan batin                             
Batin disini tidak bisa kita samakan dengan emosi. Melindungi batin, bukanlah emosi. Kalau konteksnya produktivitas, batin kita perlu dilindungi dari kotoran yang mengganggu produktivitas. Biasnya, kotoran itu adalah masalah yang kita ciptakan sendiri secara tidak sengaja atau masalah yang didatangkan orang lain untuk kita. Maksudnya ialah kita sering mendengar ucapan, kritik atau pun pendapat orang lain yang tidak enak mengenai diri kita, cara kerja maupun hasil pekerjaan kita. Kita bisa saja menanggapnya sebagai sampah yang mengotori batin dan harus dibuang, atau menganggapnya sebagai sampah yang mengotori batin dan harus dibuang, atau menaggapinya sebagai warning signal atas sesuatu di dalam diri yang perlu kita renungkan. Kalau kita mau belajar dan bertumbuh , mata batin kitalah yang harus menangkap kata-kata yang bertujuan pada kita, bukan telinga kita. Mata batin, bisa melindungi ki tadari self-denial (pengingkaran kenyataan diri). Kita bisa tutup telinga, tapi tidak bisa menutup mata batin. Kejernihan suara batin bisa menuntun kita bekerja cerdas, kalu kita mau mendengar tuntutanya.
Apa mungkin ki tasanggup membersihkan batin dari masalah untuk sekedar menjadi lebih produktif? Kalau konteksnya praktek hidup, maksudnya yang lebih tepat bukanlah bersih dalam arti tidak ada masalah atau lari dari masalah. Selain mustahil, pun ju gaini malah tidak produktif. Maksudnya adalah menyelesaikan masalah secara sehat, jujur dan proporsional. Kalau kita proporsional dalam memikirkan, bersikap dan bertindak, maka produktivitas kita tidak terganggu dengan masalah yang ada.
Jika kita sedikit- sedikit sakit hati lalu memasukkan hati ulah orang lain, dan tidak menjadikannya ”obat pahit”, ini bisa mengganggu produktivitas. Batin kita akan bekerja untuk memikirkan orang lain dalam pengertian memikirkan dan mengembangkan diri serta memproduksi solusi yang lebih banyak  atau lebih cepat.      

2.2              Pengertian Analisis Pekerjaan Kantor

Analisis Pekerjaan kantor (Job Analisis) merupakan kegiatan untuk menciptakan landasan atau pedoman bagi penerimaan dan penempatan karyawan. Dengan demikian kagiatan perencanaan SDM tidak terlepas dari analisis jabatan. Analisis pekerjaan atau sering disebut analisi jabatan adalah kegiatan untuk memberikan analisis pada setiap jabatan/pekerjaan, sehingga dengan demikian akan memberikan pula gambaran tentang spesifikasi jabatan tertentu.
Analisis pekerjaan kantor secara sistematik meliputi kegiatan-kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasikan pekerjaan/jabatan yang ada di kantor. Informasi yang dikumpulkan melalui analisis jabatan berperan penting dalam perencanaan SDM kerena menyediakan data tentang kondisi kepegawaian dan lingkungan kerja.
Contoh informasi yang didapat dari analisis jabatan adalah uraian jabatan, syarat jabatan, berat ringannya pekerjaan, besar kecilnya risiko pekerjaan, sulit tidaknya pekerjaan, besar kecilnya tanggung jawab, banyak sedikitnya pengalaman, tinggi rendahnya tingkat pendidikan dan pertimbangan-pertimbangan lain.
Analisis jabatan juga merupakan informasi tentang jabatan itu sendiri dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat memegang jabatan tersebut dengan baik. Output dari analisis jabatan adalah deskripsi jabatan (Job Description) dan spesifikasi jabatan (Job Specification).
Deskripsi jabatan (Job Description) menjelaskan tentang suatu jabatan, tugas, tanggung jawab, wewenang dan sebagainya. Sedangkan spesifikasi jabatan (Job Specification) adalah informasi tentang syarat-syarat yang diperlukan bagi setiap karyawan agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik. Syarat tersebut antara lain : 1) Syarat pendidikan, 2) Syarat kesehatan, 3) Syarat fisik, dan 4) Syarat lain seperti status pernikahan, jumlah anggota keluarga, kepribadian tertentu dan sebagainya.
Menurut French (1986), analisis jabatan adalah penyelidikan yang sistematis tentang isi pekerjaan, lingkungan fisik yang melingkupi pekerjaan, dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan tanggung jawab jabatan/pekerjaan.
Sejumlah kategori informasi selalu terdapat pada analisis jabatan, termasuk di dalamnya aktivitas apa saja yang ada, mengapa, bagaimana serta kapan aktivitas tersebut dilakukan; juga berisi informasi tentang alat/mesin apa yang digunakan, apa yang dipertimbangkan dalam interaksi satu sama lain, kondisi kerja secara fisik dan sosial, pelatihan, ketrampilan dan kemampuan yang diisyaratkan dalam pekerjaan. Analisis jabatan yang baik juga dapat digunakan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi staffing, penilaian, imbalan dan sebagainya.
Analisis jabatan merupakan informasi tertulis mengenai pekerjaan-pekerjaan apa yang harus dikerjakan oleh pegawai dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai. Dari analisis jabatan dapat dibuat rancangan pekerjaan dan ditetapkan uraian pekerjaan. Dengan demikian analisis jabatan dapat memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang digunakan.
Schuler (1992) berpendapat bahwa analisis jabatan adalah suatu proses penguraian dan pencatatan pekerjaan-pekerjaan. Sedangkan khusus uraian dan catatan tersebut adalah sasaran pekerjaan-pekerjaan yaitu tugas-tugas atau aktivitas dan kondisi yang meliputinya. Dasar dari analisis jabatan adalah spesifikasi pekerjaan yang tertulis secara mendetail tentang ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan individu yang dibutuhkan oleh kinerja pekerjaan tersebut. Namun demikian, tidak semuanya berjalan baik. Uraian kerja yang termasuk didalamnya menginformasikan tentang standar kinerja, karakteristik tugas yang dirancang, dan karakteristik individu pekerja. Selain itu spesifikasi pekerjaan meliputi karaktersitik individu, interest dan preferensi yang kompatibel dengan pekerjaan atau memuaskan kinerja pekerjaan. Modifikasi antara uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan adalah untuk menjaga agar sasaran manajemen SDM seperti peningkatan produkstivitas dan kualitas hidup pekerja senantiasa terjaga.

2.3       Jenis Analisis Pekerjaan Kantor
          
                        1. Tradisional
                        • Informasi yang dikumpulkan hanya mencakup tanggungjawab, kewajiban
                        dan kualifikasi minimal untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan
                        tertentu.
                        • Tidak dapat digunakan untuk menyusun deskripsi pekerjaan karena tidak
                        terdapat rincian stndar kinerja yang diharapkan.
                        2. Berorientasi hasil
                        • Mencakup harapan organisasi terhadap karyawan
• Mencakup keterkaitan antara tugas, standar kinerja, kecakapan dan kualifikasi minimal Contohpertanyaan yang diajukan :
a. TUGAS : perilaku, kewajiban/tanggungjawab apa yang penting bagi perusahaan?
b. KONDISI PEKERJAAN : bagaimana sifat dasar pekerjaan atau syarat apa yang diperlukan agar pekerjaan terlaksana, petunjuk apa yang tersedia untuk membantu pekerja melaksanakan tugasnya ?
c. STANDAR KINERJA : kinerja seperti apa yang diharapkan, baik berdasarkan standar kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu yang ditetapkan perusahaan ?
d. KECAKAPAN : kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas dengan standar minimal ?
e. KUALIFIKASI : pendidikan dan pengalaman apa yang dibutuhkan untuk mampu melaksanakan suatu pekerjaan ?


2.4       Sasaran Analisis Pekerjaan Kantor
           
·         Menentukan nilai pekerjaan yang memungkinkan untuk pemeliharaan hak pembayaran internal dan eksternal.
·         Memastikan perusahaan tidak melanggar ketetapan upah dan imbalan untuk pekerjaan yang sama.
·         Membantu supervisor dan pekerja dalam mendefinisikan tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing pekerja.
·         Menyediakan justifikasi untuk eksistensi pekerjaan dan manakala organisasi dalam kondisi “fit” hingga kondisi “istirahat”.
·         Menentukan kebutuhan rekrutmen dan informasi yang memungkinkan untuk membuat keputusan pekerja.
·         Sebagai dasar untuk memantapkan program dan pola pengembangan karier bagi karyawan.
·         Sebagai cara untuk menyampaikan pada pekerja potensi apa yang diharapkan dari mereka, kondisi kerja secara umum dan tipe individu yang bagaimana yang dapat memuaskan pekerjaan.

2.5       Manfaat Dan Fungsi Analisis Pekerjaan Kantor  

Beberapa kegiatan organisasi akan berjalan lebih baik hasilnya bila berlandaskan atau berpedoman pada analisis jabatan. Menurut Nitisemito (1992), analisis jabatan bermanfaat sebagai :
a.       landasan untuk melaksanakan mutasi;
b.      landasan untuk melaksanakan promosi;
c.       landasan untuk melaksanakan training/ pelatihan;
d.      landasan untuk melaksanakan kompensasi;
e.       landasan untuk melaksanakan syarat lingkungan kerja;
f.       landasan untuk pemenuhan kebutuhan peralatan.

Analisa jabatan dilakukan terutama untuk menyelidiki fungsi, peranan dan tanggung jawab sesuatu jabatan. Hasil Analisa Jabatan ini akan memberikan gambaran tentang tugas dan tanggung jawab setiap pekerja. Pemakaian atau kegunaan Analisa Jabatan pada umumnya digunakan untuk :
1.      Kelembagaan (Organisasi Dan Perancang Jabatan )
·         Penyusunan organisasi baru
·         Penyempumaan organisasi yang sekarang
·         Peninjauan kembali alokasi tugas, wewenang dan tanggungjawab tiap jabatan
2.  Kepegawaian
·         Rekrutmen seleksi/penempatan
·         Penilaian jabatan (Evaluasi jabatan)
·         Penyusunanjenjang karir (Career Planning)         
·         Mutasi/promosi/rotasi (kaitannya erat dengan c)
·         Program pelatihan
                 3.   Ketatalaksanaan
·         Tata laksana
·         Tata kerja/prosedur
Jadi sebenarnya yang dimanfaatkan dari suatu kegiatan analisis jabatan untuk hal atau kegiatan-kegiatan yang disebut dalam 1,2 dan 3 adalah hasil yang diperoleh dari proses analisis Jabatan. Hasil tersebut tiada lain dari data-data jabatan yang kemudian di susun secara sistematis dan terorganisir menjadi informasi jabatan. Uraian tentang informasi jabatan ini biasanya disebut uraian jabatan (Job Description)
Sedangkan fungsi dari analisis jabatan adalah untuk :
a.                   menentukan basis regional bagi struktur kompensasi
b.                  mengevaluasi tantangan lingkungan yang mempengaruhi pekerjaan
                              individu
c.                   menghapuskan persyaratan kerja yang dapat menyebabkan adanya
                              deskriminasi dalam pengadaan SDM
d.                  merencanakan kebutuhan SDM di waktu yang akan datang
e.                   memadukan lamaran dan lowongan kerja yang ada
f.                   memforkas dan menentukan kebutuhan-kebutuhan latihan bagi para
                              karyawan
g.                  mengembangkan rencana-rencana pengembangan pegawai yang
      potensial
h.                  menetapkan standar prestasi kerja yang realistik
i.                    menempatkan karyawan sesuai dengan ketrampilannya
j.                    membantu revisi struktur organisasi
k.                  memperkenalkan karyawan baru dengan pekerjaan mereka
l.                    memperbaiki alur kerja
m.                memberikan data sebagai fungsi saluran komunikasi
n.                  menetapkan garis promosi dalam semua departemen dan organisasi

2.6       Unsur dari Analisis Pekerjaan Kantor

Analisis Jabatan mencakup 2 elemen, yaitu :
·         Uraian Jabatan (Job Description).
·         Spesifikasi Jabatan (Job Spesification) atau Persyaratan Jabatan (Job Requirement)

a. Uraian Jabatan (Job Description)

Uraian jabatan adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penyusunan uraian jabatan ini adalah sangat penting, terutama untuk menghindarkan terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk mengetahui batas-batas tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan.

Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam Uraian Jabatan pada umumnya meliputi :
a.                   Identifikasi Jabatan, yang berisi informasi tentang nama jabatan, bagian                              dan nomor kode jabatan dalam suatu perusahaan
b.                  Ikhtisar Jabatan, yang berisi penjelasan singkat tentang jabatan tersebut;                             yang juga memberikan suatu definisi singkat yang berguna sebagai                                    tambahan atas informasi pada identifikasi jabatan, apabila nama jabatan                                    tidak cukup jelas
c.                   Tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Bagian ini adalah merupakan inti                              dari Uraian Jahatan dan merupakan bagian yang paling sulit untuk                                        dituliskan secara tepat. Untuk itu, bisa dimulai menyusunnya dengan                                   mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan mengapa                                 suatu pekerjaan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya
d.                  Pengawasan yang harus dilakukan dan yang diterima. Bagian ini                                   menjelaskan nama-nama jabatan yang ada diatas dan di bawah jabatan ini,                          dan tingkat pengawasan yang terlibat
e.                   Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini menjelaskan hubungan vertikal                           dan horizontal jabatan ini dengan jabatan-jabatan lainnya dalam                                           hubungannya dengan jalur promosi, aliran serta prosedur kerja
f.                   Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
g.                  Kondisi kerja, yang menjelaskan tentang kondisi fisik lingkungan kerja                               dari suatu jabatan. Misalnya panas, dingin, berdebu, ketal, bising dan lain-                         lain terutama kondisi kerja yang berbahaya
h.                  Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas

b. Spesifikasi/Persyaratan Pekerjaan / Jabatan  

Spesifikasi jabatan adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Spesifikasi jabatan ini dapat disusun secara bersama-sama dengan Uraian Jabatan, tetapi dapat juga di susun secara terpisah.
Beberapa hal yang pada umumnya dimasukkan dalam Spesifikasi Jabatan adalah:
1.      Persyaratan pendidikan, latihan dan pengalaman kerja
2.      Persyaratan pengetahuan dan keterampilan
3.      Persyaratan fisik dan mental
4.      Persyaratan umur dan jenis kelamin

c. Kegunaan Uraian jabatan dan spesifikasi jabatan

Uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan, sebagai hasil dari Analisa Jabatan mempunyai banyak manfaat, antara lain:
1.      Sebagai dasar untuk melakukan Evaluasi Jabatan
2.      Sebagai dasar untuk menentukan standard hasil kerja seseorang
3.      Sebagai dasar untuk melakukan rekrutmen, seleksi dan penempatan pegawai baru
4.      Sebagai dasar untuk merancang program pendidikan dan latihan
5.      Sebagai dasar untuk menyusun jalur promosi
6.      Untuk rnerencanakan perubahan-perubahan dalam organisasi dan penyederhanaan kerja
7.      Sebagai dasar untuk mengembangkan program kesehatan dan keselamatan kerja

2.7        Pelaksanaan Analisis Pekerjaan Kantor

Analisis jabatan pada dasarnya adalah suatu proses pengumpulan, penelitian, penguraian data jabatan yang tahapannya sebagai berikut :
1.      Tahap persiapan dan perencanaan
2.      Tahap pengumpulan data
3.      Tahap pengolahan data
Selanjutnya setiap tahap pelaksanaan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan dan perencanaan Pada tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
·         Penegasan kembali struktur organisasi yang akan menjadi pegangan bagi proses selanjutnya termasuk nama-nama jabatan dan tempatnya.
·         lnventarisasi jabatan yang ada di setiap unit kerja yang ada dan di susun berdasarkan hierarki dan di beri kode identifikasi
·         Menetapkan metode pengumpulan data yang akan digunakan dan menyiapkan alat dan sama yang diperlukan ( formulir dll. )
·         Membentuk team pelaksana analisis dan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan.
·         Komunikasi/penjelasan oleh pimpinan perusahaan kepada semua pimpinan unit kerja dan semua karyawan tentang maksud dan tujuan analisis jabatan yang akan dilaksanakan.
Hal ini dilaksanakan untuk mencegah terjadinya salah pengertian dan timbulnya persepsi dan harapan yang keliru.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data jabatan dapat dilakukan dengan melalui beberapa cara:
a. Metode Observasi dan Wawancara
Metode observasi berarti pelaksana analisis jabatan mengamati secara langsung di tempat bagaimana tugas pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya untuk di olahnya menjadi informasi. Kelemahan : lambat, mahal, terkadang kurang akurat Kelebihan : memperoleh informasi dari tangan pertama, mengenal kondisi kerja, ketrampilan yang diperlukan dan peralatan yang digunakan secara riil. Sedangkan dalam metode wawancara petugas analisis mewawancarai langsung pemegang jabatan dengan mengajukan pertanyaan yang di siapkan lebih dulu dan mencatat jawabannya untuk diolah menjadi informasi yang di perlukan Kelemahan : jika terjadi salah pemahaman maka data akan bias, terkadang tanggapan kurang lengkap.Kelebihan : biaya relatif murah, waktu efisien
b. Metode Kuesioner ( Daftar Pertanyaan )
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran daftar pertanyaan kepada semua karyawan untuk di isi. Daftar pertanyaan itu bisa bersifat "terbuka" (Open ended) artinya, penjawab harus memberikan jawaban menurut kehendaknya sendiri dengan caranya sendiri, tidak dibatasi. Bila daftar pertanyaan itu bersifat "tertutup" (Closed), maka pertanyaan sudah dibuat sedemikian rupa sehingga penjawab tinggal menjawab ya/tidak, atau benar/salah.
c. Metode Studi Referensi
Metode ini mengandalkan pada pengetahuan dan "ahli", rujukan yang ada dan perbandingan dengan organisasi lain. Metode ini jarang digunakan.
d. Metode Kombinasi
Metode ini berarti menggunakan beberapa metode di atas sekaligus.
Metode observasi di tempat dapat diadakan untuk jabatan atau posisi yang khusus. Observasi dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diuraikan secara tertulis seperti kondisi kerja, arus kerja, proses, keterampilan yang dibutuhkan dan perajatan yang digunakan.
Metode wawancara dilakukan mengingat tidak semua jabatan dapat dianalisis secara tertulis. Jabatan seperti: jabatan teknis, profesional, kepengawasan dan eksekutif sebaik-nya dikaji melalui wawancara atas pemegang jabatan yang bersangkutan.
Metode daftar pertanyaan pada umumnya kurang berhasil, karena tidak semua karyawan telah mengisi formulir atau dapat membaca dan menulis dengan baik. Setiap kategori karyawan harus diberi kuisioner tersendiri dengan gaya bahasa khusus guna mencegah kesalahpahaman dalam penafsiran.
Metode studi referensi misalnya dapat dilakukan dengan menganalisis buku catatan harian untuk mendapatkan informasi tentang suatu jabatan atau posist. Tetapi metode ini agak sulit dilakukan karena tidak semua catatan harian berguna, karena si penulis tidak merumuskan kegiatan yang sebenarnya. Juga masih banyak pekerjaan yang tidak membiasakan diri membuat catatan harian seperti pesuruh atau mekanik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan metode analisis yang terbaik adalah :
            • Karakteristik pekerjaan (fungsi, tanggungjawab, dan kondisi)
            • Lokasi tempat kerja
            • Persiapan perndahuluan yang dilakukan oleh analisis
            • Sikap dan tanggapan karyawan
            • standar kinerja yang ditetapkan

3. Tahap Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilakukan pengolahan data yaitu:
1.      Menentukan faktor-faktor dari penilaian jabatan
2.      Menentukan bobot nilai dari setiap faktor
3.      Analisa hasil interview dan kuisioner yang telah di isi
4.      Analisa persyaratan jabatan
5.      Menyusun uraian jabatan
6.      Melakukan pola penilaian jabatan sebagai dasar dari penentuan sistem personalia lainnya
7.      Mempersiapkan rekomendasi bagi perencanaan tenaga kerja, pola pengadaan, seleksi dan penempatan pegawai; penilaian karya pegawai; sistem pemberian balas jasa ; pelatihan dan pengembangan pegawai, sistem dan prosedur administrasi kepegawaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar