2.1 Pengertian Pekerjaan Kantor
Secara harfiah, arti bekerja adalah melaksanakan suatu kegiatan. Namun
kegiatan yang dimaksud terfokus untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan mengikuti perencanaan dan
prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain,
sehingga menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang
harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas. Melakukan bidang
pekerjaan tersebut dapat diadakan dengan menggunakan mesin, alat hitung atau
metode-metode lain yang dikerjakan dengan tangan.
Bagi seseorang pegaai kantor, arti bekerja adalah suatu kegiatan/ tugas
dengan berpedoman pada prosedur yang dilakukan dengan proses kerja sama,
karenanya setiap pegawai kantor terkait pada prosedur kerja.
Pekerjaan
perkantoran atau office work dalam bahasa Inggris disebut juga clerical work
(pekerjaan tulis) dan paper work (pekerjaan kertas).
George Terry merumuskan pengertian pekerjan
perkantoran itu sebagai berikut Pekerjaan perkantoran meliputi penyampaian
keterangan secara lisan dan pembuatan warkat–warkat tertulis dan
laporan–laporan sebagai cara untuk meringkas warkat tertulis dan laporan
sebagai cara untuk meringkaskan banyak hal dengan cepat guna menyediakan suatu
landasan fakta bagi tindakan control dari pimpinan.
Sebuah pendapat
lain dari 2 ahli bernama William Leffingwell dan Edwin Robinson menerangkan
bahwa pekerjaan perkantoran berkenaan pertama-tama dengan warkat dari badan
usaha pembuat warkat–warkat, pemakaian warkat warkat, dan pemeliharaannya guna
dipakai untuk mencari keterangan dikemudian hari. Warkat–warkat ini mungkin
merupakan sejarah dari pelaksanaan urusan badan usaha itu sebagaimana
digambarkan oleh daftar perhitungan, surat menyurat, surat perjanjian, surat
pesanan, laporan–laporan dan oleh segala macam nota yang tertulis dan tercetak.
2.2 Ciri Pekerjaan
Perkantoran
1. Bersifat Pelayanan
Seperti dijelaskan diatas, bahwa pekerjaan kantor adalah melayani pelaksana
pekerjaan operasional (tugas-tugas pokok kantor) dalam pencapaian tujuan
organisasi. G.R. Terry menyebutkan bahwa pekerjaan kantor sebagai pekerjaan
pelayanan (service work). Yang berfungsi memudahkan dan meringankan. Pekerjaan
kantor berperan membantu pekerjaanpekerjaan lain, agar dapat berjalan lebih
berdaya guna.
Herry L. Wilie dan Robert P. Brecht menyebutkan, pekerjaan kantor berperan
sebagai satua organisasi pelayanan (service unit) yang bertujuan memberikan
pelayanan kepada bagian dalam organisasi atau perusahaan.
Dalam perusahaan, pekerjaan kantor tidak langsung mendatangkan laba,
sebagaimana dilakukan oleh pekerjaan operatif atau lapangan misalnya bagian
produksi atau penjualan. Namun produksi atau penjualan tersebut dapat berhasil
dan menguntungkan, apabila pekerjaan kantor berhasil melayani kebutuhan
produksi atas penjualan tersebut.
2. Merembes Segenap Bagian Organisasi
Oleh karena pekerjaan kantor bersifat pelayanan terhadap semua pekerjaan
operatif.
3. Dilakukan Semua Pihak
Sebagai akibat perembetan pekerjaan kantor ke segenap bagian organisasi,
maka pekerjaan itu akan dilakukan oleh semua orang yang ada dalam organisasi
tersebut. Meskipun pekerjaan kantor dapat menjadi tugas sekelompok pegawai
(misalnya bagian tata usaha), akan tetapi pekerjaan itu akan menjadi monopoli
kelompok pegawai tersebut. Pekerjaan kantor akan dilakukan oleh pejabat pimpinan
tertinggi (dengan tidak mengubah kedudukannya) sampai pegawai terendah.
Misalnya seorang direktur menelepon kantor lain untuk menghimpun data atau
keterangan yang diperlukan atau sebaiknya menerima telepon dari kantor lain.
Seorang mandor pabrik mencatat para pekerja atau karyawan yang tidak masuk atau
yang lembur tanpa mengurangi tugas pokoknya sebagai mandor. Seorang pegawai
rendah, selain bertugas membersihkan kantor sering pula mendapat pekerjaan
mengantar surat dan mengisi buku ekspedisi. Apabila kita simak kembali peranan
dari ciri-ciri pekerjaan kantor sebagaimana yang telah diuraikan diatas,
memperlihatkan kepada kita bahwa pekerjaan kantor pada umumnya merupakan suatu
fungsi yang memberikan bantuan (facilitating function) dan merupakan urat nadi
bagi setiap organisasi modern. Secara umum pekerjaan kantor meliputi aktivitas
manajerial mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Sedangkan secara khusus (tugas
operatif sehari-hari atau unit) pekerjaan kantor meliputi tugas-tugas
menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan.
Menurut
Leffingwell dan Robinson, Pekerjaan perkantoran dapat diperinci dalam kegiatan
yang berikut :
1. Menerima pesanan pesanan, mengantarkan,
dan mengirimkan dengan kapal
2. Membuat rekening
3. Surat menyurat, medikte, megetik,
4. Menyimpan
warkat
5. Menyampaikan hutang dan mengumpulakan
perhitungan perhitungan yagn belum diselesaikan
6. Mengurus, membagi–bagi, dan mengirimkan
surat-surat pos
7. Pekerjaan memperbanyak warkat dan
membubuhkan alamat
8. Macam-macam pekerjaan seperti menelpon,
menerima tamu, pekerjaan pesuruh
9. Tugas khusus dengan maksud untuk
menyederhanakan system, menghapuskan pekerjaan yang tidak perlu
10. Membuat
warkat warkat mencatat data yang diinginkan
Jenis-jenis Pekerjaan Kantor
Arti pekerjaan kantor adalah mengatur dan
mencatat kejadiankejadian yang dijalankan sehingga menjadi keterangan yang
berguna. Melaksanakannya dilakukan dengan menggunakan alat baik mesin mesin maupun
manual, sehingga membantu mutu pekerjaan, memudahkan pengawasan dan menghemat
biaya, tenaga, dan waktu.
Apabila diteliti lebih lanjut tentang
kegiatan yang dapat dilakukan, maka pekerjaan kantor dapat dibagi dalam
kelompok sebagai berikut:
1.
Mengumpulkan/menghimpun, yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala keterangan yang
tadinya belum ada atau berserakan di mana-mana, menjadi siap dipergunakan bila mana
diperlukan.
2.
Mencatat, yaitu
kegiatan membubuhkan dengan berbagai macam peralatan sesuai dengan perkembangan
teknologi modern dan kebutuhan keterangan yang diperlukan, sehingga wujudnya langsung
siap pakai.
3.
Mengolah, yaitu
macam-macam kegiatan mengerjakan keterangan dengan maksud menyajikan dalam
bentuk yang lebih berguna.
4.
Menggandakan, yaitu
kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat, sebanyak jumlah yang
diperlukan.
5.
Menyimpan, yaitu
kegiatan menaruh atau melekatkan dengan berbagai cara dan alat tempat tertentu
sehingga sistematis dan aman.
6.
Pengelompokan Pekerjaan Kantor Di atas, merupakan tugas-tugas rutin dan berkesinambungan serta dilakukan dengan
berbagai cara sesuai dengan kebutuhan, antara lain berupa pekerjaan
tulis-menulis, mengetik, menghitung, membuat jadwal, grafik, dan chard.
a. Pekerjaan Tulis Menulis
Pada dasarnya semua pekerjaan
kantor (tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja), dinyatakn secara tertulis
dan disusun sistematis sebagai produk kantor yang siap disajikan bila mana
diperlukan. Salah satu produk kantor tersebut adalah warkat yang setiap catatan
tertulis maupun bergambar, sebagai bahan laporan factual (keadaan sebenarnya),
actual (hangat) dan reliable (nyata).
Setiap kantor, baik kantor pemerintah
maupun sawasta, besar maupun kecil, setiap hari banyak menerima maupun mengirim
surat yang jumlahnya tentu tergantung besar kecilnya kantor. Kantor yang besar
dan luas jangkauannya memerlukan lebih banyak surat yang harus ditangani dari
pada kantor yang sempit ruang lingkup usahanya. Namun semua itu harus
mendapatkan perhatian yang besar, agar memberi kesan yang baik dan menumbuhkan kepercayaan
dari pihak luar /masyarakat. Kantor yang berhasil menciptakan kesan yang baik
merupakan promosi secara tidak langsung, dan sebagai hasilnya dapat menambah
relasi/hubungan lebih luas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan tulis menulis adalah kegiatan mencatat (menulis) surat dengan
berbagai peralatan (alat-alat tulis) tentang keterangan yang diperlukan sehingga
berwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim dan disimpan.
b. Mengetik
Pekerjaan mengetik pada dasarnya merupakan
pekerjaan juru tulis. Bahan yang diketik antara lain adalah warkat seperti
surat, nota, memo, naskah-naskah perjanjian, catatan neraca pembukuan dan laporan-laporan.
Tujuan Pekerjaan Mengetik Antara Lain:
a.
Menghemat tenaga dan waktu dalam
memperbanyak warkat.
b.
Mempercepat pekerjaan tulis menulis.
c.
Tersedianya arsip warkat yang teratur dan
sah.
d.
Keseragaman dalam menjalin, terutama kalau
jumlahnya banyak.
e.
Praktis.
Keterampilan mengetik bagi pegawai tata
usaha merupakan syarat dasar untuk melaksanakan pekerjaan kantor. Juru tik yang
efektif ialah mereka yang berketerampilan mengetik di atas 250 hentakan per
menit. Setiap pegawai tata usaha (terutama juru tik) diharapkan memiliki
kemampuan dengan kecepatan minimal 250 hpm selain itu harus memiliki
pengetahuan tentang jenisjenis mesin tik, teknik yang baik, bentuk-bentuk surat
(dinas maupun niaga), tanda-tanda koreksi, jenis-jenis kertas dan ukuran
kertas.
c.
Pekerjaan Menghitung
Pekerjaan menghitung pada umumnya lebih
banyak berhubungan dengan masalah uang. Sebagaimana diketahui bahwa setiap
organisasi, kantor atau badan usaha lainnya, pasti terlibat dengan keluar sebab
setiap kegiatan pasti membutuhkan biaya. Biaya yang bersumber itu dari uang
masuk. Dalam istilah pembukuan, uang dikeluarkan itu disebut pengeluaran dan
uang masuk disebut pendapatan atau penerimaan. Pekerjaan kantor tidak pernah
berhenti sepanjang oerganisasi tersebut masih berdiri, ini berarti masih ada
pekerjaan-pekerjaan rutin setiap hari yang berarti ada pengeluaran rutin dan
untuk membiayainya harus ada penerimaan rutin. Bagi kantor pemerintah,
pendapatan rutin bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sedang
bagi kantor atau jasa, hasil sewa atau kontrak barang dan bunga bank, sedangkan
pengeluaran rutin (Pemerintah maupun swasta) antara lain terdiri dari:
a.
Belanja pegawai, seperti pembayaran gaji,
lembur, tunjangan kesehatan, dan sebagainya.
b.
Belanja barang, seperti pembelian alat
tulis kantor, peralatan dan mesin-mesin.
c.
Biaya transportasi, seperti antar jemput
pegawai, pengiriman surat atau barang dan sebagainya.
d.
Biaya lain-lain, seperti pemeliharaan
peralatan kantor, biaya rapat, biaya penataran, biaya tamu dan sebagainya.
Semua penerimaan dan pengeluaran tersebut
harus dihitung dan dibukukan menurut cara tertentu, yang dinamakan tata buku. Dalam
ilmu tata buku dikenal suatu golongan buku, yang dinamakan buku harian, yaitu
buku untuk mencatat macam-macam transaksi setiap hari yang terjadi di kantor
atau perusahaan. Transaksi ialah kejadian atau perbuatan usaha,seperti menerima
tagiahan,
membayar utang, membeli barang, menjual
barang, menyimpan uang di bank, mengambil uang simpanan di bank, membayar
ongkos angkutan, membayar gaji, lembur dan sebagainya.
Buku-buku yang termasuk golongan buku
harian adalah buku kas, buku bank, buku pembelian, buku penjualan dan
sebagainya. Bentuk masing-masing buku tersebut berfariasi, jadi bisa saja buku kas
di kantor buku A tidak sama dengan bentuk buku kas di kantor
d.
Pekerjaan membuat jadwal, grafik, dan chart
Dengan bertambah luasnya kegiatan yang
harus dilakukan, bertambah besarnya organisasi dan bertambahnya jumlah pegawai serta
adanya perkembangan atau kemajuan yang dicapai, tentu mengakibatkan pula
bertambah banyaknya pekerjaan operasional yang harus dilakukan.
Setiap pegawai, pada umumnya tentu
menginginkan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, mudah, prektis
dan efisien. Untuk maksud tersebut maka diperlukan adalah analisis.
Penyederhanan kerja secara rasional dengan
berbagai cara, di antaranya dengan membuat jadwal, grafik dan chart (tabel).
Jadwal
Jadwal merupakan perencanaan terhadap
penyelesaian pekerjaan yang memerlukan proses tindak lanjut.jadwal juga diartikan
sebagai pembagian setangkan pekerjaan berdasarkan waktu. Jadwal yang telah
disusun yang biasanya ditulis pada papan atau kertas yang lebar dan khusus dan
digantung disekitar ruang kantor yang strategis, agar semua pegawai kegiatan-kegiatan
apa saja yang akan dilakukan disamping pekerjaan rutin. Format jadwal dibuat
sesuai dengan kebutuhan kantor yang bersangkutan, jadi mungkin saja format
jadwal pada kantor A berbeda dengan format kantor B.
Peranan pekerjaan kantor
Dalam kamus bahasa Indonesia susunan WIS
Porwardarminta, peranan asal kata “peran” artinya sesuatu yang menjadi bagian
atau yang memegang pimpinan.
Pekerjaan kantor mempunyai peranan
melancarkan kehidupan dan perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan,
karena fungsinyasebagai pusat ingatan, pusat kegiatan dan sumber dokumen. Seorang
pimpinan memerlukan informasi yang bersifat umum, yang memberikan pengetahuan
secara keseluruhan tentang perkembangan organisasinya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis membahas
peranan pekerjaan kantor dalam dua fungsi yaitu:
1. Bantuan bagi Pimpinan
(Staff Function)
Pekerjaan kantor terdiri dari
kegiatan-kegiatan membantu pimpinan dalam merencanakan dan mengendalikan
kegiatan organisasi. Dalam mengambil tindakan dan keputusan, agar tepat pada
sasaran.
2. Pelayanan bagi Masyarakat (Public
Service)
Pekerjaan kantor, disamping merupakan
kegiatan yang berperan membantu pimpinan dalam mengambil keputusan, kegiatan
lain yang sama pentingnya adalah melayani segenap kegiatan operatif (tugas tugaspokok
kantor), baik yang bersifat intern maupun ekstern (pelayanan public).
Tugas-tugas pokok kantor tidak akan
terlaksana tanpa adanya data dan keterangan yang disiapkan oleh pekerjaan
kantor. Bahkan tujuan kantor tidak akan tercapai bila mana data dan keterangan
yang disiapkan kantor tidak sesuai, kurang tepat atau keliru.
Peranan pekerjaan terhadap tugas-tugas
operatif umumnya bersifat pelayanan dalam penyajian segenap bahan keterangan
atau warkat sebagai pusat ingatan atau sumber dukumentasi. Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa peranan
pekerjaan kantor adalah:
a.
Melayani pelaksanaan pekerjaan operasional,
guna membantu melaksanakan pekerjaan induk untuk mencapai tujuan organisasi.
b.
Menyediakan keterangan bagi pimpinan
organisasi bagi pimpinan organisasi untuk menetapkan keputusan atau melakukan
tindakan yang tepat.
c.
Membantu melancarkan kehidupan dan
perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan.
2.3 Fungsi Pekerjaan Kantor.
Pekerjaan kantor merupakan suatu fungsi
yang memberikan bantuan (fascilitating function), dan merupakan sebagai “alat
katalistis” manajemen modern. Seluruh aktifitas-aktifitas manajerial planning,
organizing, directing, dan controlling tegantung dari pada servis-servis kantor
yang bersifat membantu.
Pekerjaan kantor pada umumnya berhubungan dengan empat macam aktifitas pokok, yaitu:
• Catatan (records)
• Angka-angka (figures) ; dan perhitungan-perhitungan (computations)
• Penyimpanan produk-produk sendiri (retention of products)
• Komunikasi intern dan ekstern (internal and external communications).
Pekerjaan kantor pada umumnya berhubungan dengan empat macam aktifitas pokok, yaitu:
• Catatan (records)
• Angka-angka (figures) ; dan perhitungan-perhitungan (computations)
• Penyimpanan produk-produk sendiri (retention of products)
• Komunikasi intern dan ekstern (internal and external communications).
Aktifitas - aktifitas Manajemen Perkantoran .
Pekerjaan kantor
dapat dibagi-bagi dalam bagian-bagian yang komponen dan masing-masing bagian
dapat dipelajari secara kritis untuk mengetahui bagaimana pentingnya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Ada macam-macam fungsi manajemen kantor,
tetapi walaupun demikian aktifitas-aktifitas pokok dapat dinyatakan sebagai
berikut:
1. Menyediakan sesuatu organisasi kantor yang efektif.
2. Mengusahakan adanya fasilitas-fasilitas fisik yang baik dikantor.
3. Mensepesifikasi dan membeli alat-alat dan persediaan-persediaan (supplies).
4. Mengusahakan adanya fasilitas servis dan komunikasi.
5. Mengusahakan adanya hubungan majikan pekerja yang memuaskan.
6. Menganalisa dan memperbaiki metode-metode kantor serta prosedur-prosedur.
7. Mengawasi aktifitas-aktifitas kantor.
2.4
Konsepsi tata usaha sebagai Pekerjaan Perkantoran
Baik pengertian office work maupun fungsi
kantor menurut pendapat kami cukuplah dinyatakan dalam bahasa Indonesia dengan
istilah tatausaha. Dan untuk Indonesia kini secara lengkap tatausaha dirumuskan
sebagai segenap rangkaian aktifitas menghimpun, mencatat, mengolah,
menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan - keterangan yang diperlukan
dalam setiap organisasi. Jadi tatausaha menurut intinya adalah tugas pelayanan
sekitar keterangan – keterangan yang berwujud 6 pola perbuatan :
1.
Menghimpun : kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala
keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan sehingga siap untuk
dipergunakan apabila diperlukan .
2.
Mencatat :
kegiatan membubuhkan dengan berbagai peralatan tulis keterangan keterangan yang
diperlukan sehingga berwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim, dan disimpan.
Dalam perkembangan teknologi modern, sekarang ini termasuk pula menyimpan
keterangan keterangan itu dengan alat
perekam suara sehingga dapat didengar, misalnya pencatatan pada pita
rekaman .
3.Mengolah :
bermacam kegiatan mengerjakan keterangan dengan maksud menyajikannya dalam bentuk
yang lebih berguna.
4.Mengganda : kegiatan memperbanyak dengan
berbagai cara dan alat sebanyak jumlah yang diperlukan.
5.Mengirim
: kegiatan menyampaikan
dengan berbagai cara dan alat dari satu pihak ke pihak yang lain .
6.
Menyimpan : kegiatan menaruh
dengan berbagai cara dan alat di tempat tertentu yang aman
Hal atau sasaran
yang terkena oleh 6 pola perbuatan menghimpun, mencatat, mengolah, mengganda,
mengirim, dan menyimpan itu ialah keterangan atau informasi. Yang dimaksud
dengan informasi ialah pengetahuan tentang sesuatu hal atau peristiwa yang
diperoleh terutama melalui pembacaan atau pengamatan. Pengetahuan adalah apa
yang dapat diketahui oleh setiap orang .
Keenam aktivitas itu tidak merupakan suatu urutan waktu
melainkan dapat berlangsung sendiri ataupun dalam suatu rangkaian mulai dari
aktivitas yang manapun. Dan pada kelanjutannya masing-masing pola perbuatan itu
dapat meliputi berbagai pelaksanaan kerja opertions yang lebih terperinci
Mengenai berbagai
pelaksanaan kerja bersifat dasar dan sederhana yang merupakan perincian
tatausaha itu dapat diikuti pembagian Geoffery Mills dan Oliver
standingford (Office Administration,
1982) yang membedakan dalam 8 operations berikut :
1.
Menulis (membuat warkat asli)
2.
Membaca
3. Menyalin ( termasuk menempel, memperbanyak
dan melubangi kartu )
4. Menghitung (menambah, mengurangi,
mengalikan, membagi )
5.
Membandingkan (mencek)
6.
Memilahkan (menggolongkan dan menyatukan )
7.
Menyimpan dan menyusun indeks
8. Melakukan komunikasi (menyampaikan
keterangan lisan dan tertulis )
Peranan dan perincian Tata Usaha
Pada pelaksanaan setiap pekerjaan operatif
apapun dan dalam sesuatu organisasi manapun tentu dilaksanakan tatausaha. Dalam
garis besarnya tata usaha mempunyai 3 peranan pokok sebagai berikut :
1. Melayani pelaksanaan pekerjaan–pekerjaan
operatif untuk mencapai tujuan dari sesuatu organisasi
2. Menyediakan keterangan–keterangan bagi
pucuk pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan
cepat
3. Membantu kelancaran perkembangan
organisasi sebagai suatu keseluruhan
Tata Usaha mempunyai 3 ciri yaitu :
1.
Bersifat
pelayanan (service work)
Tata usaha mempunyai fungsi memudahkan atau meringankan, yang dilakukan untuk
menolong pekerjaan lai agar dapat berjalan secara lebih efektif
2.
Bersifat merembes ke segenap bagian dalam
organisasi
Tata usaha diperlukan di
mana–mana dan dilaksanankan dalam seluruh organsiasi. Tata usaha terdapat dalam
kantor pucuk pimpinan yang tertinggi sampai ruang kerja satuan organsasi yang
terbawah, dalam pabrik maupun bengkel, dan pada instansi pusat ataupun
cabang–cabang.
3.
Dilaksanakan oleh semua pihak dalam
organsasi
Tata usaha dilaksanakan oleh
semua orang dalam setiap organsiasi terlepas dari pada apakah tugas pokok
masing–masing anggota organisasi itu. Walaupun tatausaha dapat menjadi tugas
pokok dari sekelompok pegawai,
pekerjaan ini tidak merupakan
monopoli kelompok pegawai tersebut. Tata usaha dilakukan oleh pejabat pimpinan
yang tertinggi dengan tidak mengubah kedudukan pejabat itu sebagai manajer yang
tugas pokoknua tetap menggerakkan karyawan–karyawan dan mengerahkan segenap
aktifitas .
Littlefield dan Rachel menambahkan
ciri–ciri khusus dari tatausaha yang berikut:
1. Biasanya diperlukan lebih banyak pekerjaan
mental lebih banyak tugas yang sukar diukur
2. Corak yang berubah–ubah yang lebih besar
dalam pekrjaan dari suatu peristiwa ke peristiwa lain
3. Banyak sekali tugas tugas kecil yang
volumenya sedikit sehingga tidak membenarkan adanya ukuran–ukuran baku
4. Ketidakteraturan mengenai arus kerja dari
banyak pekerjaan perkantoran
Thx... Nice share! :)
BalasHapus