2.1 Pengertian Analisis Pekerjaan Kantor
Analisis Pekerjaan
kantor (Job Analisis) merupakan kegiatan untuk menciptakan landasan atau
pedoman bagi penerimaan dan penempatan karyawan. Dengan demikian
kagiatan perencanaan SDM tidak terlepas dari analisis jabatan. Analisis
pekerjaan atau sering disebut analisi jabatan adalah kegiatan untuk
memberikan analisis pada setiap jabatan/pekerjaan, sehingga dengan
demikian akan memberikan pula gambaran tentang spesifikasi jabatan
tertentu.
Analisis pekerjaan kantor secara sistematik meliputi
kegiatan-kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasikan
pekerjaan/jabatan yang ada di kantor. Informasi yang dikumpulkan melalui
analisis jabatan berperan penting dalam perencanaan SDM kerena
menyediakan data tentang kondisi kepegawaian dan lingkungan kerja.
Contoh
informasi yang didapat dari analisis jabatan adalah uraian jabatan,
syarat jabatan, berat ringannya pekerjaan, besar kecilnya risiko
pekerjaan, sulit tidaknya pekerjaan, besar kecilnya tanggung jawab,
banyak sedikitnya pengalaman, tinggi rendahnya tingkat pendidikan dan
pertimbangan-pertimbangan lain.
Analisis jabatan juga merupakan
informasi tentang jabatan itu sendiri dan syarat-syarat yang diperlukan
untuk dapat memegang jabatan tersebut dengan baik. Output dari analisis
jabatan adalah deskripsi jabatan (Job Description) dan spesifikasi
jabatan (Job Specification).
Deskripsi jabatan (Job Description)
menjelaskan tentang suatu jabatan, tugas, tanggung jawab, wewenang dan
sebagainya. Sedangkan spesifikasi jabatan (Job Specification) adalah
informasi tentang syarat-syarat yang diperlukan bagi setiap karyawan
agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik. Syarat tersebut antara
lain : 1) Syarat pendidikan, 2) Syarat kesehatan, 3) Syarat fisik, dan
4) Syarat lain seperti status pernikahan, jumlah anggota keluarga,
kepribadian tertentu dan sebagainya.
Menurut French (1986), analisis
jabatan adalah penyelidikan yang sistematis tentang isi pekerjaan,
lingkungan fisik yang melingkupi pekerjaan, dan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk menjalankan tanggung jawab jabatan/pekerjaan.
Sejumlah
kategori informasi selalu terdapat pada analisis jabatan, termasuk di
dalamnya aktivitas apa saja yang ada, mengapa, bagaimana serta kapan
aktivitas tersebut dilakukan; juga berisi informasi tentang alat/mesin
apa yang digunakan, apa yang dipertimbangkan dalam interaksi satu sama
lain, kondisi kerja secara fisik dan sosial, pelatihan, ketrampilan dan
kemampuan yang diisyaratkan dalam pekerjaan. Analisis jabatan yang baik
juga dapat digunakan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi
staffing, penilaian, imbalan dan sebagainya.
Analisis jabatan
merupakan informasi tertulis mengenai pekerjaan-pekerjaan apa yang harus
dikerjakan oleh pegawai dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.
Dari analisis jabatan dapat dibuat rancangan pekerjaan dan ditetapkan
uraian pekerjaan. Dengan demikian analisis jabatan dapat memberikan
informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks
pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang
digunakan.
Schuler (1992) berpendapat bahwa analisis jabatan adalah
suatu proses penguraian dan pencatatan pekerjaan-pekerjaan. Sedangkan
khusus uraian dan catatan tersebut adalah sasaran pekerjaan-pekerjaan
yaitu tugas-tugas atau aktivitas dan kondisi yang meliputinya. Dasar
dari analisis jabatan adalah spesifikasi pekerjaan yang tertulis secara
mendetail tentang ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan individu yang
dibutuhkan oleh kinerja pekerjaan tersebut. Namun demikian, tidak
semuanya berjalan baik. Uraian kerja yang termasuk didalamnya
menginformasikan tentang standar kinerja, karakteristik tugas yang
dirancang, dan karakteristik individu pekerja. Selain itu spesifikasi
pekerjaan meliputi karaktersitik individu, interest dan preferensi yang
kompatibel dengan pekerjaan atau memuaskan kinerja pekerjaan. Modifikasi
antara uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan adalah untuk menjaga
agar sasaran manajemen SDM seperti peningkatan produkstivitas dan
kualitas hidup pekerja senantiasa terjaga.
2.2 Jenis Analisis Pekerjaan Kantor
1. Tradisional
• Informasi yang dikumpulkan hanya mencakup tanggungjawab, kewajiban
dan kualifikasi minimal untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan
tertentu.
• Tidak dapat digunakan untuk menyusun deskripsi pekerjaan karena tidak terdapat rincian stndar kinerja yang diharapkan.
2. Berorientasi hasil
• Mencakup harapan organisasi terhadap karyawan
• Mencakup keterkaitan antara tugas, standar kinerja, kecakapan dan kualifikasi minimal Contohpertanyaan yang diajukan :
a. TUGAS : perilaku, kewajiban/tanggungjawab apa yang penting bagi perusahaan ?
b. KONDISI PEKERJAAN : bagaimana sifat dasar pekerjaan atau syarat apa
yang diperlukan agar pekerjaan terlaksana, petunjuk apa yang tersedia
untuk membantu pekerja melaksanakan tugasnya ?
c. STANDAR KINERJA :
kinerja seperti apa yang diharapkan, baik berdasarkan standar kualitas,
kuantitas dan ketepatan waktu yang ditetapkan perusahaan ?
d.
KECAKAPAN : kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan
untuk melaksanakan setiap tugas dengan standar minimal ?
e. KUALIFIKASI : pendidikan dan pengalaman apa yang dibutuhkan untuk mampu melaksanakan suatu pekerjaan ?
2.3 Sasaran Analisis Pekerjaan Kantor
· Menentukan nilai pekerjaan yang memungkinkan untuk pemeliharaan hak pembayaran internal dan eksternal.
· Memastikan perusahaan tidak melanggar ketetapan upah dan imbalan untuk pekerjaan yang sama.
· Membantu supervisor dan pekerja dalam mendefinisikan tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing pekerja.
· Menyediakan justifikasi untuk eksistensi pekerjaan dan manakala organisasi dalam kondisi “fit” hingga kondisi “istirahat”.
· Menentukan kebutuhan rekrutmen dan informasi yang memungkinkan untuk membuat keputusan pekerja.
· Sebagai dasar untuk memantapkan program dan pola pengembangan karier bagi karyawan.
·
Sebagai cara untuk menyampaikan pada pekerja potensi apa yang
diharapkan dari mereka, kondisi kerja secara umum dan tipe individu yang
bagaimana yang dapat memuaskan pekerjaan.
2.4 Manfaat Dan Fungsi Analisis Pekerjaan Kantor
Beberapa
kegiatan organisasi akan berjalan lebih baik hasilnya bila berlandaskan
atau berpedoman pada analisis jabatan. Menurut Nitisemito (1992),
analisis jabatan bermanfaat sebagai :
a. landasan untuk melaksanakan mutasi;
b. landasan untuk melaksanakan promosi;
c. landasan untuk melaksanakan training/ pelatihan;
d. landasan untuk melaksanakan kompensasi;
e. landasan untuk melaksanakan syarat lingkungan kerja;
f. landasan untuk pemenuhan kebutuhan peralatan.
Analisa
jabatan dilakukan terutama untuk menyelidiki fungsi, peranan dan
tanggung jawab sesuatu jabatan. Hasil Analisa Jabatan ini akan
memberikan gambaran tentang tugas dan tanggung jawab setiap pekerja.
Pemakaian atau kegunaan Analisa Jabatan pada umumnya digunakan untuk :
1. Kelembagaan (Organisasi Dan Perancang Jabatan )
· Penyusunan organisasi baru
· Penyempumaan organisasi yang sekarang
· Peninjauan kembali alokasi tugas, wewenang dan tanggungjawab tiap jabatan
2. Kepegawaian
· Rekrutmen seleksi/penempatan
· Penilaian jabatan (Evaluasi jabatan)
· Penyusunanjenjang karir (Career Planning)
· Mutasi/promosi/rotasi (kaitannya erat dengan c)
· Program pelatihan
3. Ketatalaksanaan
· Tata laksana
· Tata kerja/prosedur
Jadi
sebenarnya yang dimanfaatkan dari suatu kegiatan analisis jabatan untuk
hal atau kegiatan-kegiatan yang disebut dalam 1,2 dan 3 adalah hasil
yang diperoleh dari proses analisis Jabatan. Hasil tersebut tiada lain
dari data-data jabatan yang kemudian di susun secara sistematis dan
terorganisir menjadi informasi jabatan. Uraian tentang informasi jabatan
ini biasanya disebut uraian jabatan (Job Description)
Sedangkan fungsi dari analisis jabatan adalah untuk :
a. menentukan basis regional bagi struktur kompensasi
b. mengevaluasi tantangan lingkungan yang mempengaruhi pekerjaan
individu
c. menghapuskan persyaratan kerja yang dapat menyebabkan adanya
deskriminasi dalam pengadaan SDM
d. merencanakan kebutuhan SDM di waktu yang akan datang
e. memadukan lamaran dan lowongan kerja yang ada
f. memforkas dan menentukan kebutuhan-kebutuhan latihan bagi para
karyawan
g. mengembangkan rencana-rencana pengembangan pegawai yang
potensial
h. menetapkan standar prestasi kerja yang realistik
i. menempatkan karyawan sesuai dengan ketrampilannya
j. membantu revisi struktur organisasi
k. memperkenalkan karyawan baru dengan pekerjaan mereka
l. memperbaiki alur kerja
m. memberikan data sebagai fungsi saluran komunikasi
n. menetapkan garis promosi dalam semua departemen dan organisasi
2.5 Unsur dari Analisis Pekerjaan Kantor
Analisis Jabatan mencakup 2 elemen, yaitu :
· Uraian Jabatan (Job Description).
· Spesifikasi Jabatan (Job Spesification) atau Persyaratan Jabatan (Job Requirement)
a. Uraian Jabatan (Job Description)
Uraian
jabatan adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan tanggung
jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang
ada. Penyusunan uraian jabatan ini adalah sangat penting, terutama
untuk menghindarkan terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari
terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk mengetahui batas-batas
tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan.
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam Uraian Jabatan pada umumnya meliputi :
a. Identifikasi Jabatan, yang berisi informasi tentang nama jabatan, bagian dan nomor kode jabatan dalam suatu perusahaan
b.
Ikhtisar Jabatan, yang berisi penjelasan singkat tentang jabatan
tersebut; yang juga memberikan suatu definisi singkat yang berguna
sebagai tambahan atas informasi pada identifikasi jabatan, apabila
nama jabatan tidak cukup jelas
c. Tugas-tugas yang harus
dilaksanakan. Bagian ini adalah merupakan inti dari Uraian Jahatan dan
merupakan bagian yang paling sulit untuk dituliskan secara tepat.
Untuk itu, bisa dimulai menyusunnya dengan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan mengapa suatu pekerjaan
dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya
d. Pengawasan yang
harus dilakukan dan yang diterima. Bagian ini menjelaskan nama-nama
jabatan yang ada diatas dan di bawah jabatan ini, dan tingkat
pengawasan yang terlibat
e. Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini
menjelaskan hubungan vertikal dan horizontal jabatan ini dengan
jabatan-jabatan lainnya dalam hubungannya dengan jalur promosi,
aliran serta prosedur kerja
f. Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
g.
Kondisi kerja, yang menjelaskan tentang kondisi fisik lingkungan kerja
dari suatu jabatan. Misalnya panas, dingin, berdebu, ketal, bising
dan lain- lain terutama kondisi kerja yang berbahaya
h. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas
b. Spesifikasi/Persyaratan Pekerjaan / Jabatan
Spesifikasi
jabatan adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang
menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan baik. Spesifikasi jabatan ini dapat disusun
secara bersama-sama dengan Uraian Jabatan, tetapi dapat juga di susun
secara terpisah.
Beberapa hal yang pada umumnya dimasukkan dalam Spesifikasi Jabatan adalah:
1. Persyaratan pendidikan, latihan dan pengalaman kerja
2. Persyaratan pengetahuan dan keterampilan
3. Persyaratan fisik dan mental
4. Persyaratan umur dan jenis kelamin
c. Kegunaan Uraian jabatan dan spesifikasi jabatan
Uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan, sebagai hasil dari Analisa Jabatan mempunyai banyak manfaat, antara lain:
1. Sebagai dasar untuk melakukan Evaluasi Jabatan
2. Sebagai dasar untuk menentukan standard hasil kerja seseorang
3. Sebagai dasar untuk melakukan rekrutmen, seleksi dan penempatan pegawai baru
4. Sebagai dasar untuk merancang program pendidikan dan latihan
5. Sebagai dasar untuk menyusun jalur promosi
6. Untuk rnerencanakan perubahan-perubahan dalam organisasi dan penyederhanaan kerja
7. Sebagai dasar untuk mengembangkan program kesehatan dan keselamatan kerja
2.6 Pelaksanaan Analisis Pekerjaan Kantor
Analisis
jabatan pada dasarnya adalah suatu proses pengumpulan, penelitian,
penguraian data jabatan yang tahapannya sebagai berikut :
1. Tahap persiapan dan perencanaan
2. Tahap pengumpulan data
3. Tahap pengolahan data
Selanjutnya setiap tahap pelaksanaan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan dan perencanaan Pada tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
·
Penegasan kembali struktur organisasi yang akan menjadi pegangan bagi
proses selanjutnya termasuk nama-nama jabatan dan tempatnya.
· lnventarisasi jabatan yang ada di setiap unit kerja yang ada dan di susun berdasarkan hierarki dan di beri kode identifikasi
· Menetapkan metode pengumpulan data yang akan digunakan dan menyiapkan alat dan sama yang diperlukan ( formulir dll. )
· Membentuk team pelaksana analisis dan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan.
·
Komunikasi/penjelasan oleh pimpinan perusahaan kepada semua pimpinan
unit kerja dan semua karyawan tentang maksud dan tujuan analisis jabatan
yang akan dilaksanakan.
Hal ini dilaksanakan untuk mencegah terjadinya salah pengertian dan timbulnya persepsi dan harapan yang keliru.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data jabatan dapat dilakukan dengan melalui beberapa cara:
a. Metode Observasi dan Wawancara
Metode
observasi berarti pelaksana analisis jabatan mengamati secara langsung
di tempat bagaimana tugas pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya untuk
di olahnya menjadi informasi. Kelemahan : lambat, mahal, terkadang
kurang akurat Kelebihan : memperoleh informasi dari tangan pertama,
mengenal kondisi kerja, ketrampilan yang diperlukan dan peralatan yang
digunakan secara riil. Sedangkan dalam metode wawancara petugas analisis
mewawancarai langsung pemegang jabatan dengan mengajukan pertanyaan
yang di siapkan lebih dulu dan mencatat jawabannya untuk diolah menjadi
informasi yang di perlukan Kelemahan : jika terjadi salah pemahaman maka
data akan bias, terkadang tanggapan kurang lengkap.Kelebihan : biaya
relatif murah, waktu efisien
b. Metode Kuesioner ( Daftar Pertanyaan )
Pengumpulan
data dilakukan melalui penyebaran daftar pertanyaan kepada semua
karyawan untuk di isi. Daftar pertanyaan itu bisa bersifat "terbuka"
(Open ended) artinya, penjawab harus memberikan jawaban menurut
kehendaknya sendiri dengan caranya sendiri, tidak dibatasi. Bila daftar
pertanyaan itu bersifat "tertutup" (Closed), maka pertanyaan sudah
dibuat sedemikian rupa sehingga penjawab tinggal menjawab ya/tidak, atau
benar/salah.
c. Metode Studi Referensi
Metode ini mengandalkan
pada pengetahuan dan "ahli", rujukan yang ada dan perbandingan dengan
organisasi lain. Metode ini jarang digunakan.
d. Metode Kombinasi
Metode ini berarti menggunakan beberapa metode di atas sekaligus.
Metode
observasi di tempat dapat diadakan untuk jabatan atau posisi yang
khusus. Observasi dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diuraikan
secara tertulis seperti kondisi kerja, arus kerja, proses, keterampilan
yang dibutuhkan dan perajatan yang digunakan.
Metode wawancara
dilakukan mengingat tidak semua jabatan dapat dianalisis secara
tertulis. Jabatan seperti: jabatan teknis, profesional, kepengawasan dan
eksekutif sebaik-nya dikaji melalui wawancara atas pemegang jabatan
yang bersangkutan.
Metode daftar pertanyaan pada umumnya kurang
berhasil, karena tidak semua karyawan telah mengisi formulir atau dapat
membaca dan menulis dengan baik. Setiap kategori karyawan harus diberi
kuisioner tersendiri dengan gaya bahasa khusus guna mencegah
kesalahpahaman dalam penafsiran.
Metode studi referensi misalnya
dapat dilakukan dengan menganalisis buku catatan harian untuk
mendapatkan informasi tentang suatu jabatan atau posist. Tetapi metode
ini agak sulit dilakukan karena tidak semua catatan harian berguna,
karena si penulis tidak merumuskan kegiatan yang sebenarnya. Juga masih
banyak pekerjaan yang tidak membiasakan diri membuat catatan harian
seperti pesuruh atau mekanik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan metode analisis yang terbaik adalah :
• Karakteristik pekerjaan (fungsi, tanggungjawab, dan kondisi)
• Lokasi tempat kerja
• Persiapan perndahuluan yang dilakukan oleh analisis
• Sikap dan tanggapan karyawan
• standar kinerja yang ditetapkan
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilakukan pengolahan data yaitu:
1. Menentukan faktor-faktor dari penilaian jabatan
2. Menentukan bobot nilai dari setiap faktor
3. Analisa hasil interview dan kuisioner yang telah di isi
4. Analisa persyaratan jabatan
5. Menyusun uraian jabatan
6. Melakukan pola penilaian jabatan sebagai dasar dari penentuan sistem personalia lainnya
7.
Mempersiapkan rekomendasi bagi perencanaan tenaga kerja, pola
pengadaan, seleksi dan penempatan pegawai; penilaian karya pegawai;
sistem pemberian balas jasa ; pelatihan dan pengembangan pegawai, sistem
dan prosedur administrasi kepegawaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar