Pada dasarnya, prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan
definisi komunikasi, mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep
yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William
B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan
Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Sedangkan Deddy
Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi.
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih
jauh dari definisi dan hakekat komunikasi antara lain:
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik.
Komunikasi
adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada
suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. Misalnya saja, manusia adalah
satu-satunya makhluk yang menggunakan lambang. Menurut Susanne K.
Langer: salah satu kebutuhan pokok komunikasi manusia adalah kebutuhan
simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu
yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan
sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku
nonverbal, dan obyek yang maknanya disepakati bersama, misalnya
mengibarkan bendera putih dalam situasi perang menandakan pihak tersebut
menyerah. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Lambang
menjembatani hubungan antara manusia dengan objek (mulyana, 2005:84).
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap
orang tidak bebas menilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang
tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh,
ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh
orang lain menjadi suatu stimulus. Sehingga kita tidak bisa tidak
berkomunikasi. Kita selalu berkomunikasi bahkan ketika kita berpikir
bahwa kita tidak sedang berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi.
Bahkan diam-pun bisa berarti sesuatu, akan tetapi ini tidak berarti
bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi baru tercipta ketika
seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya
sendiri. Misalnya saja seorang mahasiswa duduk paling belakang di kelas
dengan wajah tanpa ekspresi dan tatapan kosong. Meskipun mahasiswa
tersebut berkata bahwa ia sedang tidak berkomunikasi dengan dosen atau
dengan mahasiswa lain tetapi dari perilaku mahasiswa tersebut
jelas-jelas tersirat bahwa dia tidak tertarik dengan materi di kelas,
karena itu ia melamun atau ingin kelas segera bubar.
Mungkin
implikasi terbesar dari prinsip bahwa komunikasi itu adalah hal yang
tidak terelakkan adalah bahwa kita perlu untuk sebisa mungkin belajar
mengontrol, menggunakan seefektif mungkin segala macam aspek perilaku
kita karena segala sesuatu mengenai diri kita itu mengkomunikasikan baik
disadari atau pun tidak. Selain itu tidak hanya kata-kata yang kita
ucapkan tetapi juga dari cara kita berpakaian, cara kita berjalan, cara
kita mengeluh, cara kita berterima kasih, cara kita melakukan kontak
mata atau menghindari kontak mata mengkomunikasikan semuanya.
Jika
kita berharap untuk sebisa mungkin memahami orang lain, kita perlu
memperhatikan pesan dan makna yang tidak secara jelas dikirimkan oleh
mereka seperti pesan yang terkirim dari baju, gerakan tubuh, kontak mata
bahkan diam (Devito, 1989:24)
Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap
pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi
tersebut, kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara
pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua
orang sahabat, antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki
dimesi isi yang berbeda.
Dimensi itu sendiri dibagi menjad dua, yaitu:
a. Dimensi isi (verbal), menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan.
b.
Dimensi hubungan (nonverbal), menunjukkan bagaimana cara mengatakannya
yang juga mengisyaratkan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Oleh
karena itu, isi yang sama bisa bermakna berbeda jika disampaikan dengan
cara yang berbeda. Misalnya seorang dosen berkata pada mahasiswanya
”temui saya sesudah kelas bubar” dengan ”tolong nanti sehabis kuliah
kita ketemu di ruang dosen”. Isinya sama tetapi dari cara penyampaiannya
yang berbeda bisa menghasilkan makna berbeda. Yang pertama mungkin
karena diucapkan dengan nada tinggi kita bisa menebak apa yang akan
terjadi nanti, mungkin mahasiswa akan kena marah.
Dalam komuniaksi massa, pemilihan jenis media adalah dimensi hubungan (the medium is the message).
Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
Setiap
tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai
dari tingkat kesengajaan yang rendah, artinya tindakan komunikasi yang
tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan
dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi
yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan
berharap tujuannya tercapai)
Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
Pesan
komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi
itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi
itu berlangsung.
Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
Tidak
dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar
norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat
memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika
kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam
melakukan proses komunikasi.
Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam
diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana
seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut.
Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan di mana dia
bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Ada dua sistem dasar dalam transaksi komunikasi :
a.
Sistem Internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh seorang
individu ketika ia memasuki suatu situasi komunikasi. Sistem Internal
mengandung semua unsur yang membentuk individu yang unik (kepribadian,
intelegensia, pengetahuan, agama, dll) yang pada dasarnya tersembunyi.
b.
Sistem Eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar
individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat
fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekiatarnya, penataan ruangan,
cahaya dan temperatur ruangan.
Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.
Jika
dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan
yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan
yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang
sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan. Kenyataannya,
tidak pernah ada individu yang sama persis. Bahkan anak yang kembar
identik dan dibesarkan di tempat yang sama-pun tidak akan mempunyai
state of mind yang sama persis. Namun kesamaan dalam hal-hal tertentu
seperti umur, suku, bahasa, tingkat pendidikan akan mendorong suatu
proses komunikasi berlangsung lebih efektif.
Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial.
Proses
komunikasi bersifat sirkular, dalam arti tidak berlangsung satu arah.
Akan tetapi melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan
yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi
dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi
itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima
informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip 11 : Komunikasi bersifat irreversible
Setiap
orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol
sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang
dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah
berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang
begitu saja pada diri orang lain tersebut. Sifat irreversible ini adalah
implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah.
Prinsip ini setidaknya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati
dalam mengirimkan suatu pesan kepada orang lain karena efeknya tidak
bisa ditiadakan sama sekali meskipunkita sudah berusaha meralatnya
Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Banyak
persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi.
Namun komunikasi itu sendiri bukanlah obat mujarab (panasea) untuk
menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena persoalan atau konflik
tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Esensi dari
konflik harus tetap dicari dan diselesaikan. Misalnya konflik antara GAM
dan pemerintah tidak akan pernah selesai walaupun pemerintah sudah
berusaha melakukan komunikasi seefektif mungkin apabila pemerintah tidak
memenuhi janjinya untuk mensejahterakan rakyat di daerah tetapi terus
menerus hanya mengeruk kekayaan daerah guna memperkaya pusat.
Diposkan oleh adiel di 17:47 0 komentar
Label: Jurnalistik
Reaksi:
Sejarah dan Bentuk Media Massa
Media
massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun
1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain
untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan
sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Media massa ini
pun memilih khalayak sebagai konsumen atau pengguna jasanya.
A. Jenis-jenis media massa
1. Media massa tradisional
Media
massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki
organisasi yang jelas sebagai media massa dimana terdapat ciri-ciri
seperti:
1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan
2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu.
3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.
4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
Macam-macam media massa tradisional
1.
Surat kabar
Surat
kabar juga dikenal dengan nama koran. Koran berasal dari bahasa
Belanda, yaitu krant dan bahasa Perancis, yaitu courant. Koran atau
surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang,
biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran,
yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa
berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat
kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.
Surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah :
1.
to inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang
apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia,
2.
to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus berita,
3.
to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang
membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media.
Fungsi Sekunder media adalah :
1.
untuk mengkampanyekan proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan,
yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu
2.
memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik,kartun dan cerita-cerita khusus,
3.
melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.
Sejarah Singkat Surat Kabar di Indonesia
Zaman
Belanda, di Jakarta terbit Javasche Courant tahun 1828 isinya tentang
berita resmi pemerintah, berita lelang dan berita kutipan harian di
Eropa. Surat kabar pada masa itu tidak mempunyai arti secara politis
karena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya mencapai
1000-1200 eksemplar setiap kali terbit. Pada tahun 1885 terdapat 16
surat kabar berbahasa Belanda dan 12 surat kabar berbahasa Melayu satu
berbahasa Jawa yang terbit di Solo.
Zaman Jepang. Jepang datang,
surat kabar diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar
disatukan dengan alasan untuk menghemat alat-alat, tenaga. Tujuan
sebenarnya adalah agar pemerintah dapat memperketat pengawasan terhadap
isi surat kabar. Kantor Berita Antara pun diambil alih dan diteruskan
oleh kantor Berita Yashima. Surat kabar bersifat propaganda dan
memuji-muji pemerintah dan tentara Jepang.
Zaman Kemerdekaan.
Surat kabar yang diterbitkan pada masa itu merupakan tandingan dari
surat kabar yang diterbitkan pemerintahan Jepang. Pada zaman ini, banyak
sekali pembredelan surat kabar karena isi bersifat propaganda bagi
pemeritnah pada waktu itu, seperti surat kabar Berita Indonesia, Harian
rakyat, Soeara Indonesia.
Zaman Orde Lama. Setelah dekrit 5 Juli
1959, terdapat larangan kegiatan politik, termasuk pers. Persyaratan
mendapatkan SIT dan Surat Izin Cetak diperketat.
Zaman Orde Baru.
Pertumbuhan pers cukup marak di satu pihak cukup menggembirakan, tapi
di pihak lain perlu diwaspadai. Pertumbuhan pers yang bebas dan merdeka,
suatu pertanda bahwa kehidupan demokrasi terjamin. Penggunaan hak
kebebasan pers yang kurang wajar dan bertanggung jawab, masih banyak
surat kabar yang terdorong oleh tujuan komersil ataupun motif lainnya
menyajikan berita-berita sensasional yang pada gilirannya akan dapat
merusak stabilitas nasional. Pemerintah memberikan ganjaran berupa
pencabutan Surat Izin Terbit, dan Surat izin Usaha Penerbitan Pers,
seperti Sinar Harapan, tabloid Monitor dan Detik, majalah Tempo dan
Editor.
Fungsi Surat Kabar
Dari empat fungsi media massa
(informasi, edukasi, hiburan dan persuasif), fungsi yang paling menonjol
pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama
khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa
yang terjadi di sekitarnya. Fungsi hiburan dapat ditemukan pada rubrik
artikel ringan, feature, komik atau kartun seta cerita bersambung.
Fungsi mendidik dan mempengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah,
tajuk rencana atau editorial dan rubric opini. Fungsi pers bertambah,
yiatu sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif.
Karakteristik Surat Kabar
Untuk
dapat memanfaatkan media massa secara maksimal dan tercapainya tujuan
komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan
kekurangan media tersebut. Karakteristik surat kabar sebagai media massa
mencakup: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas dan
terdokumentasikan.
Untuk menyerap isi surat kabar, dituntut
kemampuan intelektualitas tertentu. Khalayak yang buta huruf tidak dapat
menerima pesan surat kabar begitu juga yang berpendidikan rendah.
Kategorisasi Surat Kabar
Dilihat
dari ruang lingkupnya, surat kabar nasional, regional, dan lokal.
Ditinjau dari bentuknya, ada surat kabar biasa dan tabloid. Dilihat dari
bahasa yang digunakan, ada surat kabar Berbahasa Indonesia, Bahasa
Inggris dan Bahasa Daerah. Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk
bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu,
penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan
tertentu.
Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap
hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di
beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang
biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat
kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan.
Kebanyakan
negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di
seluruh bagian negara. Di Indonesia, contohnya adalah KOMPAS. Pemilik
surat kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang
yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor.
b. Majalah
Majalah
adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam
subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan
atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer
yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa
yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademis yang menulis
artikel padat ilmu disebut jurnal.
Menurut Dominick, klasifikasi
majalah dibagi kedalam lima kategori utama, yakni: (1) general consumer
magazine (majalah konsumen umum), (2) business publication (majalah
bisnis), (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan
majalah ilmiah), (4) newsletter (majalah khusus terbita berkala), (5)
Public Relations Magazines (Majalah Humas). Majalah yang mampu bertahan
umumnya adalah yang bersifat khusus, misalnya majalah khusus wisata,
olahraga, hobi perahu layar, penggemar acara televisi, berita-berita
ilmiah, budaya, agama, wanita, dan lain-lain. Majalah harus mampu
menyesuaikan diri agar tetap bertahan dengan persaingan dengan bentuk
media massa yang lain. Oleh karena itu, majalah yang laku saat ini
adalah majalah-majalah yang bersifat khusus.
Sejarah Majalah Di Indonesia
Keberadaannya
dimulai pada masa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. Tahun 1945
terbit majalah bulanan dengan nama Panja raja pimpinan Markoem Djojo
Hadisoeparto
Awal Kemerdekaan. Majalah Revue Indoensia yang
diterbitkan oleh Soemanang, SH telah mengemukakan gagasannya perlunya
koordinasi penerbitan surat kabar yang jumlahnya sudah mencapai ratusan.
Terbit semuanya dengan satu tujuan, yaitu menghancurakan sisa-sisa
kekuasaan Belanda, mengobarkan semangat perlawanan rakyat terhadap
bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional utnuk keabadian
kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.
Zaman Orde
Lama. Penguasa Perang Tertinggi mengeluarkan pedoman resmi untuk
penerbit surat kabar dan majalah di seluruh Indonesia. Pedoman itu
intinya adalah surat kabar dan majalah wajib menjadi pendukung, pembela
dan alat penyebar. Pada masa ini perkembangan majalah tidak begitu baik,
karena relatif sedikit majalah yang terbit.
Zaman Orde baru.
Banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenisnya. Hal ini sejalan
dengan kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang makin baik, serta
tingkat pendidikan masyarakat yang makin maju.
Kategori majalah
Tipe
majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju, artinya redaksi
sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya. Kategori majalah
pada masa Orde baru; majalah berita, keluarga, wanita, pria, remaja
wanita, remaja pria, anak-anak, ilmiah popular, umum, hukum, pertanian,
humor, olahraga, daerah.
Fungsi Majalah
Fungsi
majalah mengacu pada sasaran khalayak yang spesifik. Majalah dengan
topic atau kategori tertentu mempunyai spesialisasi sasaran pembeli dan
pembaca yang dikehendaki.
Karakteristik Majalah
Majalah
media yang paling simple organisasinya, relatif lebih mudah
mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah tetap
dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik
tersendiri : penyajian lebih dalam, nilai aktualitas lebih lama,
gambar/foto lebih banyak, cover/sampul sebagai daya tarik.
c. Radio siaran
Radio
adalah media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah
beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling
menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Keunggulan radio
adalah berada dimana saja, di tempat itdur, di dapur, di dalam mobil, di
kantor, di jalan, di pantai dan berbagai tempat lainnya. Radio
merupakan teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat
lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak
memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Banyak
penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf
menggunakan kode Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal
termasuk Angkatan Laut Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang
Tsushima di 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah
pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada 1912, termawuk komunikasi antara
operator di kapal yang tenggelam dan kapal terdekat, dan komunikasi ke
stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.
Radio digunakan untuk
menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan
Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi
radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh
Britania. Amerika Serikat menyampaikan Empat belas Pokok Presiden
Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang.
Siaran
mulai dapat dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio,
terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran
titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi
populer pada 1920-an dan 1930-an. Penggunaan radio dalam masa sebelum
perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal
dengan penggunaan radar. Sekarang ini, radio banyak bentuknya, termasuk
jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga
penyiaran radio.
Sejak kemunculannya, radio sudah diyakini akan
menjadi media informasi yang bersifat massal. Berkat kemajuan teknologi
selama tahun-tahun sejak Marconi menemukan alat transmisi tanpa kabel di
tahun 1895, radio dipandang sebagai pesaing utama tberlegram, baik
sebagai alat komunikasi maupun sebagai temuan ilmiah. Radio dengan cepat
memperoleh penggemar dan saat itu radio yang mmapu menangkap siaran
dari berbagai tempat merupakan status simbol tersendiri.
Radio
memiliki sisi positif dibandingkan bentuk media massa yang lain sehingga
ia tetap diminati khalayak meskipun harus hidup di tengah-tengah
persaingan dengan bentuk media massa yang lain. Radio terbatu oleh
penemuan transistor yang membuatnya jauh lebih ringkas. Kecenderungnya
adalah jangkauan siaran radio yang sempit. Hal ini mengakibatkan radio
hanya mampu melayani suatu wilayah kecil saja. Jaringan radio yang
menyiarkan hal yang sama di banyak tempat sekaligus pada era 1930-an
hingga 1940-an begitu popular. Lebih dari itu, banyak radio yang
membidik hanya sebagian khalayak saja, bukan seluruh khalayak. Seperti
halnya yang dilakukan oleh majalah. Dengan cara seperti ini, radio dapat
meraih keuntungan. Namun, di kota-kota besarnyang persaingannya begitu
ketat, semua radio harus bekerja keras agar dapat bertahan.
Sejarah Radio di Indonesia
Zaman
Belanda. Siaran pertama di Indonesia ialah Bataviase Radio Siaran
Vreniging (BRV) di Batavia yang resminya pada tanggal 16 Juni 1925 pada
saat Indonesia masih dijajah Belanda dan berstatus swasta, kemudian
berdirilah radio di daerah karena mendapat bantuan dari Hindia Belanda.
Zaman
Jepang. Radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta
dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku,
merupakan pusat radio yang berkedudukan di Jakarta. Namun beberapa
pemuda secara sembunyi-sembunyi mendengarkan siaran luar negeri,
sehingga mereka dapat mengetahui bahwa pada Jepang telah menyerah kepada
sekutu.
Zaman Kemerdekaan. Ketika proklamasi tidak dapat
disiarkan melalui siaran radio, karena masih dikuasai oleh Jepang. Baru
pada tanggal 18 Agustus naskah proklamasi dapat didengar di seluruh
tanah air. Tanggal 11 September dibentuk sebuah organisasi radio siaran
(RRI).
Zaman Orde baru. Peran dan fungsi radio ditingkatkan
selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde
baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi.
Selanjutnya, stasiun RRI regional juga membantu menginformasikan
program-program pemerintah, seperti Keluarga Berencana, kebersihan
lingkungan, imunisasi ibu hamil dan balita.
Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate
Surat
kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran
mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifith estate. Karena radio
siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar,
disamping empat fungsi lain yakni memberi informasi, menghibur, mendidik
dan melakukan persuasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio
siaran adalah daya langsung, daya tembus dan daya tarik.
Karakteristik Radio Siaran
Pada
Radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang disebut radio
siaran style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan
oleh sifat radio siaran yang mencakup : Imanjinatif, Auditori, Akrab,
Gaya Percakapan.
d. Televisi
Televisi
merupakan media dominan komunikasi massa di seluruh dunia dan sampai
sekarang masih terus berkembang. Dari semua media massa, televisilah
yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi dijejali
hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi
sekitar tujuh jam dalam sehari. Televisi mengalami perkembangan secara
dramatis terutama melalui pertumbuhan televisi kabel.
Sejarah Televisi
Televisi
adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal
dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele)
dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat
dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda,
karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia
'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Dalam
penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang
terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya
massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu
tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang
elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday
(1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
Televisi
merupakan perkembangan baru setelah radio yang ditemukan dengan
karakternya yang spesifik, yaitu audio visual. Peletak dasar utama
teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang
dilakukannya pada tahun 1884. Ia mengirim gambar melalui udara dari satu
tempat ke tempat lain sebuah alat yang kemudian disebut Jantra Nipkow
atau Nipkow Sheibe. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Penemuannya
tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris.
Siaran Televisi di Indonesia
Dimulai
pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan berlangsungnya
pembukaan pesta olah raga Asean Games di Senayan. Selama tahun 1962-1963
TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala
kesederhanaannya. Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan
rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah, pada tanggal 16
Agustus 1976 diresmikan penggunaan satelit Palapa A2, selanjutnya Palapa
B, Palapa B-2, Palapa B2R dan Palapa B-4 yang diluncurkan tahun 1992.
Televisi siaran dan radio siaran, serta media lainnya berperan saling
mengisi. Televisi siaran menggeser radio siaran mungkin dalam hal porsi
iklan.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah pesan yang akan
disampaikan melalui media televisi, memerlukan pertimbangan-pertimbangan
lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu adalah pemirsa, waktu, durasi
dan metode penyajian.
Saat ini, puluhan saluran televisi tersedia
dan dapat dipilih sekehendak hati. Industri pertelevisian saling
bersaing untuk menyajikan acara-acaranya yang terbaik agar dapat
ditonton oleh masyarakat. Semua tentu dilandasi oleh alasan bisnis.
Sebagian besar, stasiun televisi banyak dikelola oleh swasta komersial,
tetapi beberapa diantaranya juga merupakan stasiun televisi
nonkomersial. Stasiun televisi nonkomersial ini bertujuan untuk
kepentingan masyarakat. Di Indonesia, contohnya adalah TVRI atau
Televisi Republik Indonesia yang banyak menyiarkan berita dan dunia
pendidikan.
Fungsi Televisi
Memberikan informasi,
menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media
televisi. Tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk
memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.
Karakteristik Televisi
Ditinjau
dari stimulasi alat indera, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah
hanya satu alat indera yang mendapat stimulus, namun pada televisi,
indera yang bereaksi lebih banyak yaitu : audiovisual, berpikir dalam
gambar, pengoperasian lebih kompleks.
e. Film
Gambar
bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih dulu
menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton
televisi menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an
sampai 1950-an. Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara
kreatif dan memuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh
estetika.
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie
(semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif,
sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer
dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari
orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera,
dan/atau oleh animasi.
Sejarah Film
*
tahun 1250, ditemukan sebuah kamera bernama OBSCURA.
*
tahun 1250-1895, disebut dengan masa pra sejarah film karena itu
merupakan masa dimana terdapat penemuan baru yg disebabkan obsesi besar
orang Eropa.
contoh: terciptanya sebuah alat yang bisa merekam gerak (yang hingga kini digunakan untuk membuat sebuah film)
*
tahun 1895, dikenal sebagai tahun dimana awal adanya sebuah
sinema. Pada tanggal 28 Desember 1895, lumiere bersaudara (frere) yaitu
Louis dan Auguste mempertunjukan cinematograph untuk pertama kalinya kpd
masyarakat paris di sebuah cafe hanya dengan membayar 1 franc. jd
hingga saat ini hal itulah yang dianggap menjadi hari dimana sebuah
sinema itu ada.
Perfilman di Indonesia
Film
pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung
pada tahun 1926 oleh David. Pada saat perang Asia Timur Raya di
penghujung tahun 1941, perusahaan perfilman yang diusahakan oleh orang
Belanda dan Cina itu berpindah tangan kepada pemerintah Jepang. Jepang
telah memanfaatkan film untuk media informasi dan propaganda. Setelah
proklamasi kemerdekaan, maka pada tanggal 6 Oktober 1945 Nippon Eiga Sha
diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 6
Oktober 1945 lahirlah Berita Film Indonesia atau BFI bersamaan dengan
pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta. BFI bergabung dengan Perusahaan
Film Negara, yang pada akhirnya berganti nama menjadi Perusahaan Film
Nasional.
Fungsi Film
Khalayak menonton film
terutama untuk hiburan. Akan tetapi dalam film terkandung fungsi
informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film nasional dapat
digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam
rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai
apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau
film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara
berimbang.
Karakteristik Film
Faktor-faktor yang
dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan
gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis
Jenis-jenis Film
Bagi
seorang komunikator adalah penting untuk mengetahui jenis-jenis film
agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya.
Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film
dokumenter, dan film kartun.
2. Media massa modern
Seiring
dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang
media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa
seperti internet dan telepon selular.
Media massa yang lebih modern ini memiliki ciri-ciri seperti:
1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya)
2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual
3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
5. Penerima yang menentukan waktu interaksi
Komputer dan Internet
Situs
juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan
wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh
berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk
mendapatkan berita terbaru setiap minggunya.
Industri media
komputer memiliki beberapa bidang utama, antara lain: pabrik perangkat
keras komputer, perangkar lunak komputer. Content provider adalah yang
mengembangkan isi dan database yang didistribusikan melalui jaringan
komputer. Bagian dari perangkat lunak komputer terdapat pula Internet
Service Provider (ISPs), yakni perusahaan yang menjual akses internet.
Internet
merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan
orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah sarana bagi para peneliti
untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras menjadi
ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. Saat ini internet telah
tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan
komunikasi yang tak dapat diabaikan. Internet unggul dalam menghimpun
berbagai orang, karena geografis tak lagi menjadi pembatas, berbagai
orang dari negara dan latar belakang yang berbeda dapat saling bergabung
berdasarkan kesamaan minat dan proyeknya. Internet menyebabkan begitu
banyak perkumpulan antara berbagai orang dan kelompok.
Sebagian
besar komputer dan jaringan yang tersambungkan ke internet masih
berkaitan dengan masyarakat pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini
tidaklah mengejutkan karena internet memang lahir dari benih penelitian.
Hal yang membedakan internet (dan jaringan global lainnya) dari
teknologi komunikasi tradisional adalah tingkat interaksi dan kecepatan
yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Tak ada media
yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara
seketika dengan ribuan orang. Ada alasan yang bagus mengenai jurnalisme
yang baik, yaitu informasinya harus menarik, tepat waktu, dan cepat.
Telepon selular ??????????????
DAFTAR PUSTAKA
Firman.
Januari 2009. Komunikasi Massa, (Online),
(http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2009/01/bentuk-bentuk-media-massa.html,
diakses tanggal 6 September 2009 pukul 11.18 WIB)
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muda, Deddy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
William L. Rivers. 2004. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media.
2009. Media Massa, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_kabar, diakses tanggal 6 September 2009 pukul 11.13 WIB).
12
Januari 2009. Bentuk-bentuk Media Massa, (Online),
(http://oliviadwiayu.wordpress.com, diakses tanggal 6 September 2009
pukul 11.15 WIB).
31 Mei 2010. Jurnalistik,(http://adiel87.blogspot.com diakses tanggal 31 MEi 2010 pukul 18.37 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar