TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN EKONOMI
Teori tentang tahap perkembagan
ekonomi terutama berasal dari negara Jerman dan muncul pada abad ke-19
sebagai reaksi terhadap sistem persaingan yagn ada di Inggris. Orang
yang mengemukakan teori ini sebenarnya cukup banyak, tetapi hanya
dijelaskan 3 saja disini, meskipun analisnya berbeda tetapi tahap
perkembanganya sebenarnya sejalan. Ketiga Tokoh tersebut adalah :
1.FREDERICH LIST
Frederich
List adalah penganut paham Laissez-faire yang berpendapat bahwa sistem
ini dapat menjamin alokasi sumber-sumber produksi secara optimal, dan
menghendaki adanya proteksi bagi industri yang masih lemah.
Perkembangan
ekonomi tergantung peranan pemerintah dan organisasi swasta serta
lingkungan kebudayaan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan
ekonomi suatu bangsa.
Perkembangan ekonomi hanya terjadi bila dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organsasi politik dan kebebasan perseorangan.
List menyusun tahap perkembangan ekonomi yang dimulai dari :
a.Tahap primitif biadab
b.Tahap berternak
c.Tahap pertanian
d.Tahap pertanian dan pabrik
e.Tahap pertanian pabrik dan perdagangan.
Ia
juga berpendapat Negara yang berhawa sedang paling cocok untuk kegiatan
industri. Alasannya karena kepadatan penduduknya yang sedang, tetapi
merupakan pasar yang cukup luas. Serta sistem pertanian ysng sudah
efisien sehingga sebagian penduduk dapat dipindahkan ke sektor industri.
Dengan demikian standar hidup penduduk sektor pertanian cukup tinggi,
untuk menampung hasil sektor industri. Akhirnya bila suatu negara
mempunyai bermacam-macam sumber alam maka hendaknya mengusahakan
eksploitasi bahan - bahan mineral. Menurutnya, yang terpenting adalah
perkembangan sektor industri (pabrik) untuk perkembangan ekonomi,
meskipun awalnya diperlukan perlindungan yang cukup tinggi.
Sedangkan
di daerah tropis paling cocok untuk kegiatan pertanian. Daerah tropis
tidak cocok untuk industri, karena umumnya jumlah penduduknya sangat
banyak dan sektor pertanian belum begitu efisien serta persediaan sumber
alam sangat sedikit.
2.BRUNO HILDERBRAND
Hilderbrand
mengkritik pendapat List, ia lebih condong pada pengalaman yang terdapat
di negara Inggris. Perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan dilihat
dari sifat produksi (List) atau konsumsinya, tetapi pada metode
distribusi yang digunakan. Karena itu Hilderbrand mengemukakan adanya 3
sistem distribusi yaitu :
a.Perekonomian barter
b.Perekonomian uang
c.Perekonomian kredit
Tetapi
disini Hilderbrand tidak mengemukakan bagaimana tahap sistem distribusi
tersebut berkembang menuju ke tahap berikutnya.
3.KARL BUCHER
Tokoh
ini mencoba untuk mensintesiskan antara pendapat List dan Hilderbrand.
Perkembangan Ekonomi menurutnya melalui 3 tingkatan yaitu :
a.Produksi untuk kebutuhan sendiri
b.Perekonomian kota, dimana pertukaran sudah meluas
c.Perekonomian nasional dimana peranan pedagang tampak makin penting
Jadi, barang itu diproduksi untuk pasar. Merupakan gambaran tentang evolusi di negara Jerman .
Selain
ketiga tokoh tersebut terdapat seorang tokoh yang menjelaskan tentang
teori tahapan perkembangan ekonomi yaitu W.W.Rostow. Disini akan
dijelaskan sedikit mengenai tahapan perkembangan ekonomi.
TEORI PERKEMBANGAN EKONOMI MENURUT W.W. ROSTOW
Sejarah perkembangan ekonomi menurut Rostow dibagi dalam beberapa tahap yaitu :
a.Tahap masyarakat tradisonal
b.Tahap masyarakat prasayarat untuk lepas landas (precondition for take-off)
c.Tahap masyarakat lepas landas (take off)
d.Tahap masyarakat menuju kematangan (drive to maturity)
e.Tahap masyarakat konsumsi lebih berlebih (high mass consumption)
a.Tahap Masyarakat Tradisonal
Merupakan
tahap permulaan sebagai perekonomian yang memilih fungsi produksi yang
terbatas. Adanya perubahan dalam perdagangan dan tingkat pertumbuhan
produksi pertanian. perubahan terjadi dalam hasil industri, jumlah
penduduk dan pendapatan riil. Tetapi perkembangan ini dibatasi oleh
tingkat teknologi yang ada, masyarakat dalam tahap ini tidak kekurangan
akan penemuan dan inovasi, tetapi belum ada pengertian yang ada
sistematis terhadap alam sekitarnya yang dapat mendorong perkembangan
lebih lanjut.
Keadaan masyarakat tersebut tidaklah statis dan
kadang memiliki produktivitas yang tinggi. Tingkat produksi yang dapat
dicapai masih terbatas, karena ilmu pengetahuan dan teknologi modern
belum ada atau belum digunakan secara sistematis. Dengan terbatasnya
produktivitas, maka sebagian besar dari sumber tenaga kerja berada di
sektor pertanian. Hubungan keluaraga masih erat dan berpengaruh besar
organisasi sosial. Kekuasaan dipegang oleh mereka yang mempunyai tanah
yang luas.
b.Tahap Prasyarat Lepas Landas (Precondition For Take-Off).
Tahap
yang diperlukan agar perkembangaan ekonomi dapat lepas landas
(take-off). Syarat-syarat untuk lepas landas ada 2 keadaan yang saling
mempengaruhi yaitu :
1.Pertumbuhan perlahan - lahan (evolusi) dalam pengetahuan ilmu pengetahuan modern
2.Inovasi-inovasi penemuan daerah baru, dan adanya kehendak untuk menciptakan teknologi baru dalam sektor yang cukup penting .
Inggris
merupakan negara pertama yang begerak dari tahap lepas landas. Dengan
adanya lepas landas di Inggris maka pada tahun 1783 timbulah efek pamer
(demonstration affect) yang mempunyai pengaruh positif dan juga negatif.
Masyarakat yang ada pada tahap lepas landas dibutuhkan adanya perubahan yang radikal dalam 3 sektor nonindustri yaitu :
a)Membangun fasilitas prasarana umum (social overhead capital) terutama di bidang transpor.
b)Revolusi Pertanian di bidang pertanian.
c)Perluasan impor yang dibiayai dengan perdagangan komditi sumber-sumber alam yang ada.Impor ini juga impor capital.
Dengan
adanya 3 sektor tersebut diharapkan industri kecil dapat berkembang.
Perkembangan ini terjadi bila masyarakat tradisional mau menggunakan
teknologi baru. Pemerintah harus mampu memelihara keamanan yang
mendorong munculnya kegiatan-kegiatan modern.
Jadi pemerintah harus
aktif dan masa lepas landas akan tertunda bila bakat-bakat aministratif
yang tidak digunakan secara efisien. Kalau pemerintah belum menaruh
banyak perhatian pada 3 sektor pembanguanan tersebut.
c. Tahap Lepas Landas (Take-Off)
Tahap
lepas landas ini merupakan tercapainya perkembangan pesat pada
sektor-sektor tertentu. yang telah menggunakan teknik produksi modern.
Perbedaan
antara tahap lepas landas dengan tahap sebelumnya bahwa tahap ini
pengetrapan teknik - teknik baru dalam industri dapat berjalan dengan
sendirinya. Hasil dari lepas landas berupa kemampuan masyarakat untuk
mempertahankan tingkat investasinya sebesar 10%.
Lepas landas
menunjukkan kemenangan-kemenangan sosial, politik dan orang - orang yang
hendak memodernisasi perekonomiannya atas masyarakat tradisional yang
kuat. Tetapi kemenangan ini tidak berupa suatu pengrusakan masyarakat
tradisonal melainkan berupa suatu keadaan yang saling menyesuaikan diri.
Perkembangan selanjutnya mendorong masyarakat untuk memusatkan
perhataian pada usaha teknik modern di luar sektor yang telah
dimodernisasi selama lepas landas.
d.Tahap Menuju Kemenangan (The Drive To Maturity)
Periode
ketika masyarakat secara efektif menggunakan teknologi modern terhadap
sumber - sumber ekonomi. Dalam tahap sektor - sektor yang memimpin
(leading sector). Selama dalam lepas landas sudah mulai berkurang
tingkat perkembangannya.
Sektor - sektor penting yang memimpin
dalam tahap menuju kematangan itu ditentukan kemudian bukan hanya oleh
baik dan banyaknya teknologi tetapi juga oleh kualitas persedian factor
produksi yang selama ini banyak dipengaruhi oleh politik pemerintah.
Perluasan
industrialisasi tidak merupakan tujuan pokok . karena telah berlaku
hukum guna batas yang semakin berkurang (the law of dimishing marginal
utility).
e.Tahap Masa Konsumsi yang Berlebih (The High Mass Consumtion)
Ada 3 kegiatan yang dilakukan dalam tahap ekonomi matang ini yaitu :
1)Menyediakan
atau menawarkan (sesuai dengan ukuran masyarakat setempat) jaminan yang
lebih baik, kemakmuran dan rasa nyaman kepada angkatan tenaga kerja.
2)Menyediakan
“konsumsi individu” yang lebih banyak, termasuk rumah keluarga secara
terpisah-pisah, produksi barang-barang konsummsi.
3)Mencari perluasan pengaruh bagi negara yang bersangkutan di mata dunia.
Persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh negara - negara pada tahap High Mass Consumtion
ialah masih terus dihadapkan kepada tantantangan yang lebih lanjut.
Sesudah
tahap high mass consumption akan terdapat persoalan yang timbulnya saat
menurunnya kegunaan marginal (marginal utility) dalam pandapatan riil.
Tahapan pertumbuhan ini sebenarnya berawal dari keadaan dinamis dari
permintaan, penawaran dan pola produksinya.
Menurut Kaum Klasik,
teori produksi berdasarkan anggapan atas hal lain yang tidak berubah.
Teori Klasik juga mengakui adanya perubahan, tetapi perubahan tersebut
hanya terjadi bila faktor yang penting dalam pertumbuahn ekonomi
berubah. Sedangkan menurut kaum Modern, teori produksi harus didasarkan
pada variable - variabel yang dinamis yaitu jumlah penduduk, teknologi
dan kewiraswastaan.
Teori produksi yang dinamis menekankan tidak
hanya pada pembagian pendapatan diantara konsumsi, tabungan dan
investasi serta imbangan antara konsumsi tabungan dan investasi serta
imbangan antara barang - barang konsumsi dan capital, tetapi juga
menitikberatkan atau memusatkan langsung pada komposisi invested maupun
pada perkembangan sector - sektor tertentu dalam suatu perekonomian.
Adanya
kemungkinan untuk menentukan posisi keseimbangan, tidak hanya untuk
produksi, investasi dan konsumsi sebagai keseluruhan, tapi untuk pada
setiap sektor dalam perekonomian. Sedangkan kekuatan yang menentukan
jumlah output yang optimum dari berbagai sektor dapat diketahui dari
sektor permintaan (tingkat pendapatan, penduduk, dan selera), dari segi
penawaran (tingkat teknologi dan kualitas wiraswasta) dimana yang
terakhir menentukan tingkat teknologi yang ada dan inovasi yang secara
potensial menguntungkan. Maka diperlukan suatu hipotesis mengenai
tingkat optimum dari sektor tertentu baik dari sudut penawaran maupun
sudut permintaan. Dengan demikian dapat diketahui keseimbangan pada
berbagai sektor dalam perekonomian.
Kenyataannya tidak mudah untuk
menentukan tingkat optimum tersebut. Disebabkan gangguan karena tidak
sempurnanya proses investasi perseorangan, dan oleh perubahan dalam
politik pemerintah.
Setiap saat, tingkat pertumbuhan sektor
ekonomi sangat berbeda. Kemungkinan sektor utama yang mengalami
perkembangan yang pesat mempunyai peranan langsung serta tidak langsung
terhadap perkembangan ekonomi seluruhnya.
Jadi sektor itu
cenderung berkembang dengan pesat pada permulaannya, yang nantinya akan
menunjukkan adanya tahap-tahap perkembangan lebih lanjut. Tahap
pertumbuhan tidak dapat dipisahkan dari adanya kekuatan permintaan,
sebab tahap perkembangan yang pesat dalam sektor tertentu tidak saja
tercermin dari segi produksi, tetapi juga dari harga yang tinggi atau
tingkat pendapatan yang tinggi. Sektor yang mempunyai peranan penting
dalam pertumbuhan ekonomi tidak saja ditentukan oleh perubahan dalam
tingkat teknologi dan kemauan para wiraswasta untuk menerima inovasi
yang ada, juga ditentukan sebagian oleh kekuatan permintaan dalam
hubungannya dengan harga.
Penggunaan sumber alam yang tersedia
tidak ditentukan oleh pihak perseorangan, tetapi kebutuhan sosial yang
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Karena kebutuhan sosial itu
mempengaruhi pasar bagi sumber produksi Faktor - faktor nonekonomi
mempunyai pengaruh besar dalam menentukan tujuan-tujuan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan,M.Suparmoko. 2002. Ekonomika Pembangunan Edisi ke 6.BFE-Yogyakarta: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar