Minggu, 14 April 2013

Penduduk dan Tenaga Kerja Dalam Ekonomi

 A. Peranan Penduduk Dalam Pembangunan Ekonomi.
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negara–negara yang sedang berkembang, yaitu :
a.Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi.
b.Adanya struktur umur yang tidak favorabel.
c.Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang.
d.Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.

1.Tingkat perkembangan penduduk yang tinggi

Teori dari Profesor A.Hansen mengenai stagnasi sekular, yang menyatakan bahwa bertambahnya jumlah penduduk akan memperbesar permintaan agregatif terutama investasi.
Kaum klasik seperti Adam Smith, David Ricardo dan Thomas Robert Maltus berpendapat bahwa selalu akan ada perlombaan antara tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk yamg akhirnya akan dimenangkan oleh perkembangan penduduk .
Pertanyaan pokok yang muncul adalah bagaimana keadaan penduduk sekarang ini di dunia ketiga . Menumbangkan atau menyulitkan kesempatan terealisasikannya tujuan pembangunan ekonomi, tidak hanya bagi generasi yang akan datang.

a. Isu kependudukan
1.Apakah Dunia ketiga mampu memperbaiki standar hidup penduduknya dengan laju pertumbuhan penduduk seperti sekarang ini .
2.Bagaimana dunia negeri ketiga dapat mengimbangi kenaikan yang cepat dalam perkembangan angkatan kerja .
3.Apakah akibat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi bagi Negara miskin dalam menghindari kemiskinan absolute .
4.Apakah Negara dunia ketiga akan dapat memperluas ruang cakup dan memperbaiki kualitas kesehatan dan pendidikan .
5.Sampai seberapa jauh tingkat hidup yang rendah merupakan faktor penting dalam membatasi kebebasan orang tua untuk menentukan besarnya keluarga.
6.Sampai seberapa jauh meninmgkatnya kesejahteraan dan keingingan untuk berkembang lebih lanjut .

b. Trend fertilitas dan mortalitas
Laju pertumbuhan penduduk secara kuantitatif diukur sebagai persentase pertumbuhan bersih terhadap jumlah penduduk karena pertumbuhan alami natural dan migrasi internasional bersih. Prtumbuhan adalah perbedaan antara kelahiran dan kematian atau secara teknis merupakan perbedaaan antar fertilitas dan mortalitas. Migrasi Internasional sekarang tidak begitu penting artinya dalam laju pertumbuhan penduduk .


Antara Negara sedang berkembang dan Negara maju perbedaan laju pertumbuhan penduduk disebabkan oleh tingkat kelahiran di negara sedang berkembang pada umumnya lebih tinggi dari pada negara maju. Demikian pula angak kematian di negar sedang berkembang lebih tinggi dari Negara maju, tetapi perbedaan ini lebih kecil daripada perbedaan tingkat kelahiran. Sebab yang menonjol adalah karena pada penduduk negara berkembang kawin pada usia muda, tetapi dengan perbaikan ekonom angka kelahiran tersebut menurun. Pada sisi lain perbedaan angka kematian di Negara maju dan berkembang sudah semakin sempit. Hal ini disebabkan adanya perbaikan tingkat kesehatan di negara berkembang dan juga baiknya perekonomian dan pendididikan. Namun rata-rata umur di negara berkembang lebih pendek 20 tahun daripada negara maju.

c. Pertumbuhan pendudukdan kebutuhan investasi
Low income level equilibrium trap ini disebabkan oleh karena Negara-negara sedang berkembang tidak mempunyai cukup capital dan sumber alam riil. Rendahnya akumulasi capital disebabkan oleh adanya lingkaran setan.lingkaran setan ini dapat dipecahkan dengan mengunakan critical minimum sfforts yaitu : akumulasi capital yang terus –menerus diatas suatutingkat minimum tertentu , sehingga paling tidak akan dapat menyerap petambahan penduduk dan memungkinkan terjadinya perkembangan ekonomi yang mantap.

2. Struktur umur yang tidak favorable
Negara sedang berkembang memiliki tingkat kelahiran yang tinggi dan tingkat kematian yang rendah seperti sudah berulang kali dibicarakan didepan . hal ini mengakibatkan adanya segolongan besar penduduk usia muda lebih besar proporsinya dari pada golongan penduduk usia dewasa .

3. Distribusi penduduk yang tidak seimbang
Di negara maju hanya sebagian kecil penduduk di sektor pertanian . Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang lebih menarik di sector imdusti (di kota ) dari pada tingkat upah di desa (sector pertanian). Untuk Negara sedang berkembang , hal ini dapat mengakibatkan adanya ketidakseimbangan perkembangan ekonomi antara sector pertanian dan industri , yaitu urbanisasi terus terjadi sampai kekurangan tenaga kerja muncul sebagai masalah di sector pertanian .

4. Realitas tenaga kerja rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu suatu negara. Ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembagnan ekonomi perkembagnan ekonomi, Terutama industri jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill / paling tidak dapat membacadan menulis .
Dengan kata lain pendidikan merupakan factor penting bagi berhasilnya pembangunan ekonomi .bahkan menurut Schumaker pendidikan merupakan sember daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor produksi lain .






B. Ledakan Penduduk (Population Explosion)
Faktor utama yang menentukan perkembangaan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat perpindaahan penduduk (migrasi) .
1. Tingkat Kematian (Death Rate)
Ada empat faktor yang menyebabkan penurunan angka kematian pada umumnya yaitu :
a) kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya produktivitas tenaga kerja adanya serta perdamaian dunia.
b) Perbaikan pemeliharaan kesehatan umum (masyarakat /individu)
c) Kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran dan adanya lembaga kesehatan umum modern
d) Meningkatnya penghasilan riil per kapita
2. Tingkat Kelahiran (Birth Rate)
Di negara industri pertumbuhan penduduk berlangsung terus disamping adanya penurunan tingkat kelahiran . Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan perkembangan ekonomi melalui pola kebudayaan seperti umur perkawinan, status wanitanya, kedudukan rural dan urban serta sifat-sifat dari sistem famili yang ada. Di negara-negara maju, terutama di negara barat, penurunan tingkat kematian telah diikuti oleh suatu penurunan tingkaat kelahiran pula . Oleh karena itu Profesor E.E Hagen, menganggap bahwa tingkat kelahiran itu ditentukan oleh tingginya tingkat kematian .Tingkat kelahiran disesuaikan dengan tingginya tingkat kematian dengan maksud agar suatu keluarga memiliki jumlah anak yang sedikit dan dapat hidup sampai hari tua . Dengan demikian keturunan agar dapat kekal adanya . Di sebagian besar negara eropa telah terjadi suatu penurunan kematian yang lambat, kemudian tingkat kelahiran mulai mengikutinya dalam seperempat abad yang terakhir dalam abad 19 . Jadi mulanya tingkat kematian menurun sedang tingkat kelahiran tetap, yang ini membuahkan pembangunan ekonomi. Setelah itu tingkat kelahiran menurun dengan cepat dan mengejar cepatnya tingkat kematian . Keadaan tersebut berbeda dengan keadaan ini di negara sedang berkembang , dimana turunya tingkat kelahiran belum tampak , bahkan di beberapa negara tingkat kelahiran masih menunjukkan gejala yang meningkat sampai awal 1970-an . Jadi tingkat kelahiran negara sedang berkembang lebih tinggi dari pada negara maju, dan memperlebar kesenjangan antar jumlah penduduk negar sedang berkembang dengan negara maju tersebut

3. Migrasi

Migrasi mempunyai peranan dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk . Bagi negara yang sedang berkembang migrasi tidaklah berarti dalam peningkatan jumlah penduduk atau penurunan tingkat penduduk. Perpindahan penduduk ke luar negeri dari negara berkembang tidak dapat mungkin terlaksana lagi mengurangi kepadaatan penduduknya. Karena banyak negara tidak bersedia menerima perpeindahan penduduk dari negara sedang berkembang yang padat penduduknya , dengan alasan kesulitan integrasi social, rendahnya skill di negara yang memiliki tekanan penduduk .Akibatnya dengan penurunan tingkat kematian yang cepat dan tetap tingginya tingkat kelahiran serta kurangnya efektifnya migrasi, maka pertumbuhan akan tampat sangat cepat dan mengakibatkan ledakan penduduk di negara sedang berkembang .

C.Pemecahan Masalah Kependudukan

Ledakan penduduk yang terjadi di negara-negara sedang berkembang, Kita simpulkan bahwa masalah penduduk merupakan masalah yang sangat sukar untuk diatasi.
Walaupun program keluarga berencana telah diterima oleh hampir semua negara berkembang, tetapi belum semua penduduk di negara itu bersedia melaksanakan program tersebut . Keadaan tersebut disebabkan oleh :

1.Adanya kemelaratan dan buta huruf di negara-negara sedang berkembang
2.Perkembangan ilmu obat-obatan dan ilmu kesehatan masih melupakan factor
psikologi dari orang yang jadi akseptor

Memang kemajuan ilmu pengetahuan telah dapat menyediakan metode kontrasepsi yang baru dan bagaimana pemerintah nasional mendorong penduduk untuk memakainya untuk bukan merupakan maslah yang begitu sulit. Yang sulit adalah agar pengendalian kelahiran atau kehamilan dapat diterima oleh semua golongan terutama bagi mereka yang berasal dari golongan berpenghasilan rendah, pengendalian kelahiran sulit sekali dijalankan .
Pembagian penghasilan menjadi semakin tidak merata karena sebagian besar penduduk terdiri dari yang penghasilannya rendah dan hanya sebagian kecil saja (sebagai akibat pengendalian kelahiran) yang mempunyai penghasilan tinggi .
Kelas atas yang terdiri dari mereka yang berpenghasilan tinggi dan cukup terdidik relatif semakin sedikit jumlahnya selanjutnya golongan ini harus mampu menghasilkan lebih banyak output untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan kebutuhan orang lain dari golongan yang berpenghasilan rendah.

D.Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (Human Resources)

1.Beberapa konsep ketenagakerjaan
Yang kita maksud dengan ”human resours” ialah penduduk sebagai satu keseluruhan. Dari segi penduduk sebagai faktor produksi, maka tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebagai faktor produksi.
Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.

2.Macam-macam pengangguran
Tenaga kerja yang menganggur adalah mereka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Tenaga kerja yang tidak sedang mencari pekerjaan tidak digolongkan dalam angkatan kerja dan juga bukan penganggur. Di negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat digolongkan kedalam 3 jenis yaitu:

a.Pengangguran yang kelihatan (Visible underemployment)
Visible underemployment akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang disediakan untuk bekerja. Visible underemployment ini dibagi menjadi 2 yaitu pengangguran kronis (chronic underemployment) dan pengangguran musiman (seasonal underemployment). Pengangguran yang kronis terjadi meskipun pada puncak kegiatan pertanian jumlah waktu kerja potensial yang tersedia melebihi jumlah waktu kerja yang benar-benar dipergunakan. Sebaliknya tenaga kerja yang tergolong penganggur musiman disektor pertanian tidak dapat ditarik kesektor lain tanpa mempengaruhi produksi sector pertanian itu, kecuali kalau ada tindakan-tindakan yang memperbaiki atau mengubah cara produksi. Jelasnya, pengangguran yang kentara (Visible underemployment) timbul karena kurangnya kesempatan kerja.

b.Pengangguran tak-kentara (Invisible underemployment atau Disguised unemployment)
Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik kesektor-sektor atau pekerjaan lain tanpa mengurangi output disektor yang ditinggalkan.

c.Pengangguran potensial (Potential underemployment)
Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan dari “Disguised unemployment” dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik dari sektor tersebut tanpa mengurangi output, tetapi harus dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metode produksi yang memerlukan pembentukan kapital yang berarti. Kemungkinan penarikan tenaga kerja yang secara potensial menganggur untuk kegiatan-kegiatan yang produktif, terdapat baik disektor pertanian maupun sector industri.

d.Memanfaatkan tenaga-tenaga yang menganggur
Tenaga-tenaga kerja yang menganggur merupakan persediaan factor produksi yang dapat dikombinasikan dengan factor-faktor produksi lain untuk meningkatkan output di Negara-negara sedang berkembang. Masalah pemanfaatan tenaga kerja yang menganggur ini menyangkut baik segi penawaran maupun segi permintaan. Pembangunan masyarakat desa mungkin merupakan jalan yang baik untuk memanfaatkan tenaga kerja yang menganggur, karena hanya diperlukan capital yang relative sedikit. Industri-industri kecil juga mungkin sekali akan menyerap tenaga-tenaga yang menganggur karena musim atau memang secara kronis.

E. Kualitas Tenaga Kerja
Faktor produksi (tenaga kerja) mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan nasional dari segi kualitas atau kuantitas. Naiknya jumlah tenaga kerja belum tentu meningkatkan jumlah produksi, tetapi kualitas tenaga kerja yang baik mungkin akan terjadi peningkatan jumlah produksi.
Sebelum melakukan peningkatan kualitas, ada satu hal yang perlu diketahui terlabih dahulu yaitu apa yang menjadi tujuan dari faktor produksi tenaga kerja tersebut. Tujuan utamanya adalah mau dipekerjakan guna mendapatkan belas jasa yang disebut upah. Dengan kata lain penawaran tenaga kerja akan tergantung tergantung pada tinggi rendahnya tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah di pasar tenaga kerja, akan semakin tinggi pula jumlah penawaran tenaga kerja atau sebaliknya.
Apa yang diuraikan diatas ada hubungannya dengan usaha untuk meningkatkan pendapatan nasional lewat peningkatan jumlah tenaga kerja yang tersedia untuk diikutkan dalam kegiatan produksi. Peningkatan tersedianya jumlah tenaga kerja bagi proses produksi dapat dillihat dari jumlah tenaga kerja atau jumlah hari kerja maupun jam kerja.

Masalahannya, bagaimana supaya jam kerja yang disediakan untuk bekerja iotu meningkat. Tersediannya jam kerja untuk proses produksi dipengaruhi oleh kemauan dan kemampuan untuk bekerja. Teori ekonomi menemukan bahwa kemauan seseorang untuk bekerja itu lebih banyak dipengaruhi oleh tigkat upah yang ada.
Semakin tinggi tingkat upah, semakin tinggi kemauan seseorang untuk bekerja atau menawarkan tenaga kerjanya. Di lain pihak kemampuan untuk bekerja seseorang dipengaruhi keadaan kesehatannya dan kecakapannya, keterampilan dan keahliannya. Selanjutnya kesehatan dipengaruhi oleh keadaan gizi dan lingkungannya, sedangkan kecakapan, keterampilan dan keahliannya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan baik formal mauun non formal seperti latihan-latihan kerja (on the job training).




































Daftar pustaka


Irawan,M.Suparmoko.2002.Ekonomika Pembangunan Edisi ke 6..BFE-Yogyakarta,Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar