A. Peranan Penduduk Dalam Pembangunan Ekonomi.
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negara–negara yang sedang berkembang, yaitu :
a.Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi.
b.Adanya struktur umur yang tidak favorabel.
c.Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang.
d.Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.
1.Tingkat perkembangan penduduk yang tinggi
Teori
dari Profesor A.Hansen mengenai stagnasi sekular, yang menyatakan bahwa
bertambahnya jumlah penduduk akan memperbesar permintaan agregatif
terutama investasi.
Kaum klasik seperti Adam Smith, David Ricardo dan
Thomas Robert Maltus berpendapat bahwa selalu akan ada perlombaan
antara tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk
yamg akhirnya akan dimenangkan oleh perkembangan penduduk .
Pertanyaan
pokok yang muncul adalah bagaimana keadaan penduduk sekarang ini di
dunia ketiga . Menumbangkan atau menyulitkan kesempatan
terealisasikannya tujuan pembangunan ekonomi, tidak hanya bagi generasi
yang akan datang.
a. Isu kependudukan
1.Apakah Dunia ketiga mampu memperbaiki standar hidup penduduknya dengan laju pertumbuhan penduduk seperti sekarang ini .
2.Bagaimana dunia negeri ketiga dapat mengimbangi kenaikan yang cepat dalam perkembangan angkatan kerja .
3.Apakah akibat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi bagi Negara miskin dalam menghindari kemiskinan absolute .
4.Apakah Negara dunia ketiga akan dapat memperluas ruang cakup dan memperbaiki kualitas kesehatan dan pendidikan .
5.Sampai
seberapa jauh tingkat hidup yang rendah merupakan faktor penting dalam
membatasi kebebasan orang tua untuk menentukan besarnya keluarga.
6.Sampai seberapa jauh meninmgkatnya kesejahteraan dan keingingan untuk berkembang lebih lanjut .
b. Trend fertilitas dan mortalitas
Laju
pertumbuhan penduduk secara kuantitatif diukur sebagai persentase
pertumbuhan bersih terhadap jumlah penduduk karena pertumbuhan alami
natural dan migrasi internasional bersih. Prtumbuhan adalah perbedaan
antara kelahiran dan kematian atau secara teknis merupakan perbedaaan
antar fertilitas dan mortalitas. Migrasi Internasional sekarang tidak
begitu penting artinya dalam laju pertumbuhan penduduk .
Antara
Negara sedang berkembang dan Negara maju perbedaan laju pertumbuhan
penduduk disebabkan oleh tingkat kelahiran di negara sedang berkembang
pada umumnya lebih tinggi dari pada negara maju. Demikian pula angak
kematian di negar sedang berkembang lebih tinggi dari Negara maju,
tetapi perbedaan ini lebih kecil daripada perbedaan tingkat kelahiran.
Sebab yang menonjol adalah karena pada penduduk negara berkembang kawin
pada usia muda, tetapi dengan perbaikan ekonom angka kelahiran tersebut
menurun. Pada sisi lain perbedaan angka kematian di Negara maju dan
berkembang sudah semakin sempit. Hal ini disebabkan adanya perbaikan
tingkat kesehatan di negara berkembang dan juga baiknya perekonomian dan
pendididikan. Namun rata-rata umur di negara berkembang lebih pendek 20
tahun daripada negara maju.
c. Pertumbuhan pendudukdan kebutuhan investasi
Low
income level equilibrium trap ini disebabkan oleh karena Negara-negara
sedang berkembang tidak mempunyai cukup capital dan sumber alam riil.
Rendahnya akumulasi capital disebabkan oleh adanya lingkaran
setan.lingkaran setan ini dapat dipecahkan dengan mengunakan critical
minimum sfforts yaitu : akumulasi capital yang terus –menerus diatas
suatutingkat minimum tertentu , sehingga paling tidak akan dapat
menyerap petambahan penduduk dan memungkinkan terjadinya perkembangan
ekonomi yang mantap.
2. Struktur umur yang tidak favorable
Negara
sedang berkembang memiliki tingkat kelahiran yang tinggi dan tingkat
kematian yang rendah seperti sudah berulang kali dibicarakan didepan .
hal ini mengakibatkan adanya segolongan besar penduduk usia muda lebih
besar proporsinya dari pada golongan penduduk usia dewasa .
3. Distribusi penduduk yang tidak seimbang
Di
negara maju hanya sebagian kecil penduduk di sektor pertanian .
Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang lebih
menarik di sector imdusti (di kota ) dari pada tingkat upah di desa
(sector pertanian). Untuk Negara sedang berkembang , hal ini dapat
mengakibatkan adanya ketidakseimbangan perkembangan ekonomi antara
sector pertanian dan industri , yaitu urbanisasi terus terjadi sampai
kekurangan tenaga kerja muncul sebagai masalah di sector pertanian .
4. Realitas tenaga kerja rendah
Rendahnya
kualitas penduduk juga merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu
suatu negara. Ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan
tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembagnan ekonomi
perkembagnan ekonomi, Terutama industri jelas sekali dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja yang mempunyai skill / paling tidak dapat membacadan
menulis .
Dengan kata lain pendidikan merupakan factor penting bagi
berhasilnya pembangunan ekonomi .bahkan menurut Schumaker pendidikan
merupakan sember daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor
produksi lain .
B. Ledakan Penduduk (Population Explosion)
Faktor
utama yang menentukan perkembangaan penduduk adalah tingkat kematian,
tingkat kelahiran dan tingkat perpindaahan penduduk (migrasi) .
1. Tingkat Kematian (Death Rate)
Ada empat faktor yang menyebabkan penurunan angka kematian pada umumnya yaitu :
a)
kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan
meningkatnya produktivitas tenaga kerja adanya serta perdamaian dunia.
b) Perbaikan pemeliharaan kesehatan umum (masyarakat /individu)
c) Kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran dan adanya lembaga kesehatan umum modern
d) Meningkatnya penghasilan riil per kapita
2. Tingkat Kelahiran (Birth Rate)
Di
negara industri pertumbuhan penduduk berlangsung terus disamping adanya
penurunan tingkat kelahiran . Tingkat kelahiran lebih dihubungkan
dengan perkembangan ekonomi melalui pola kebudayaan seperti umur
perkawinan, status wanitanya, kedudukan rural dan urban serta
sifat-sifat dari sistem famili yang ada. Di negara-negara maju, terutama
di negara barat, penurunan tingkat kematian telah diikuti oleh suatu
penurunan tingkaat kelahiran pula . Oleh karena itu Profesor E.E Hagen,
menganggap bahwa tingkat kelahiran itu ditentukan oleh tingginya tingkat
kematian .Tingkat kelahiran disesuaikan dengan tingginya tingkat
kematian dengan maksud agar suatu keluarga memiliki jumlah anak yang
sedikit dan dapat hidup sampai hari tua . Dengan demikian keturunan agar
dapat kekal adanya . Di sebagian besar negara eropa telah terjadi suatu
penurunan kematian yang lambat, kemudian tingkat kelahiran mulai
mengikutinya dalam seperempat abad yang terakhir dalam abad 19 . Jadi
mulanya tingkat kematian menurun sedang tingkat kelahiran tetap, yang
ini membuahkan pembangunan ekonomi. Setelah itu tingkat kelahiran
menurun dengan cepat dan mengejar cepatnya tingkat kematian . Keadaan
tersebut berbeda dengan keadaan ini di negara sedang berkembang , dimana
turunya tingkat kelahiran belum tampak , bahkan di beberapa negara
tingkat kelahiran masih menunjukkan gejala yang meningkat sampai awal
1970-an . Jadi tingkat kelahiran negara sedang berkembang lebih tinggi
dari pada negara maju, dan memperlebar kesenjangan antar jumlah penduduk
negar sedang berkembang dengan negara maju tersebut
3. Migrasi
Migrasi
mempunyai peranan dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk . Bagi
negara yang sedang berkembang migrasi tidaklah berarti dalam peningkatan
jumlah penduduk atau penurunan tingkat penduduk. Perpindahan penduduk
ke luar negeri dari negara berkembang tidak dapat mungkin terlaksana
lagi mengurangi kepadaatan penduduknya. Karena banyak negara tidak
bersedia menerima perpeindahan penduduk dari negara sedang berkembang
yang padat penduduknya , dengan alasan kesulitan integrasi social,
rendahnya skill di negara yang memiliki tekanan penduduk .Akibatnya
dengan penurunan tingkat kematian yang cepat dan tetap tingginya tingkat
kelahiran serta kurangnya efektifnya migrasi, maka pertumbuhan akan
tampat sangat cepat dan mengakibatkan ledakan penduduk di negara sedang
berkembang .
C.Pemecahan Masalah Kependudukan
Ledakan
penduduk yang terjadi di negara-negara sedang berkembang, Kita simpulkan
bahwa masalah penduduk merupakan masalah yang sangat sukar untuk
diatasi.
Walaupun program keluarga berencana telah diterima oleh
hampir semua negara berkembang, tetapi belum semua penduduk di negara
itu bersedia melaksanakan program tersebut . Keadaan tersebut disebabkan
oleh :
1.Adanya kemelaratan dan buta huruf di negara-negara sedang berkembang
2.Perkembangan ilmu obat-obatan dan ilmu kesehatan masih melupakan factor
psikologi dari orang yang jadi akseptor
Memang
kemajuan ilmu pengetahuan telah dapat menyediakan metode kontrasepsi
yang baru dan bagaimana pemerintah nasional mendorong penduduk untuk
memakainya untuk bukan merupakan maslah yang begitu sulit. Yang sulit
adalah agar pengendalian kelahiran atau kehamilan dapat diterima oleh
semua golongan terutama bagi mereka yang berasal dari golongan
berpenghasilan rendah, pengendalian kelahiran sulit sekali dijalankan .
Pembagian
penghasilan menjadi semakin tidak merata karena sebagian besar penduduk
terdiri dari yang penghasilannya rendah dan hanya sebagian kecil saja
(sebagai akibat pengendalian kelahiran) yang mempunyai penghasilan
tinggi .
Kelas atas yang terdiri dari mereka yang berpenghasilan
tinggi dan cukup terdidik relatif semakin sedikit jumlahnya selanjutnya
golongan ini harus mampu menghasilkan lebih banyak output untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan kebutuhan orang lain dari golongan yang
berpenghasilan rendah.
D.Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (Human Resources)
1.Beberapa konsep ketenagakerjaan
Yang
kita maksud dengan ”human resours” ialah penduduk sebagai satu
keseluruhan. Dari segi penduduk sebagai faktor produksi, maka tidak
semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk
yang berupa tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebagai
faktor produksi.
Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu
antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini dapat
digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan
angkatan kerja.
2.Macam-macam pengangguran
Tenaga kerja yang
menganggur adalah mereka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang
mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Tenaga kerja yang
tidak sedang mencari pekerjaan tidak digolongkan dalam angkatan kerja
dan juga bukan penganggur. Di negara-negara sedang berkembang
pengangguran dapat digolongkan kedalam 3 jenis yaitu:
a.Pengangguran yang kelihatan (Visible underemployment)
Visible
underemployment akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang
sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang
disediakan untuk bekerja. Visible underemployment ini dibagi menjadi 2
yaitu pengangguran kronis (chronic underemployment) dan pengangguran
musiman (seasonal underemployment). Pengangguran yang kronis terjadi
meskipun pada puncak kegiatan pertanian jumlah waktu kerja potensial
yang tersedia melebihi jumlah waktu kerja yang benar-benar dipergunakan.
Sebaliknya tenaga kerja yang tergolong penganggur musiman disektor
pertanian tidak dapat ditarik kesektor lain tanpa mempengaruhi produksi
sector pertanian itu, kecuali kalau ada tindakan-tindakan yang
memperbaiki atau mengubah cara produksi. Jelasnya, pengangguran yang
kentara (Visible underemployment) timbul karena kurangnya kesempatan
kerja.
b.Pengangguran tak-kentara (Invisible underemployment atau Disguised unemployment)
Pengangguran
tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu
kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik
kesektor-sektor atau pekerjaan lain tanpa mengurangi output disektor
yang ditinggalkan.
c.Pengangguran potensial (Potential underemployment)
Pengangguran
potensial merupakan suatu perluasan dari “Disguised unemployment” dalam
arti bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik dari sektor
tersebut tanpa mengurangi output, tetapi harus dibarengi dengan
perubahan-perubahan fundamental dalam metode produksi yang memerlukan
pembentukan kapital yang berarti. Kemungkinan penarikan tenaga kerja
yang secara potensial menganggur untuk kegiatan-kegiatan yang produktif,
terdapat baik disektor pertanian maupun sector industri.
d.Memanfaatkan tenaga-tenaga yang menganggur
Tenaga-tenaga
kerja yang menganggur merupakan persediaan factor produksi yang dapat
dikombinasikan dengan factor-faktor produksi lain untuk meningkatkan
output di Negara-negara sedang berkembang. Masalah pemanfaatan tenaga
kerja yang menganggur ini menyangkut baik segi penawaran maupun segi
permintaan. Pembangunan masyarakat desa mungkin merupakan jalan yang
baik untuk memanfaatkan tenaga kerja yang menganggur, karena hanya
diperlukan capital yang relative sedikit. Industri-industri kecil juga
mungkin sekali akan menyerap tenaga-tenaga yang menganggur karena musim
atau memang secara kronis.
E. Kualitas Tenaga Kerja
Faktor
produksi (tenaga kerja) mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan
nasional dari segi kualitas atau kuantitas. Naiknya jumlah tenaga kerja
belum tentu meningkatkan jumlah produksi, tetapi kualitas tenaga kerja
yang baik mungkin akan terjadi peningkatan jumlah produksi.
Sebelum
melakukan peningkatan kualitas, ada satu hal yang perlu diketahui
terlabih dahulu yaitu apa yang menjadi tujuan dari faktor produksi
tenaga kerja tersebut. Tujuan utamanya adalah mau dipekerjakan guna
mendapatkan belas jasa yang disebut upah. Dengan kata lain penawaran
tenaga kerja akan tergantung tergantung pada tinggi rendahnya tingkat
upah. Semakin tinggi tingkat upah di pasar tenaga kerja, akan semakin
tinggi pula jumlah penawaran tenaga kerja atau sebaliknya.
Apa yang
diuraikan diatas ada hubungannya dengan usaha untuk meningkatkan
pendapatan nasional lewat peningkatan jumlah tenaga kerja yang tersedia
untuk diikutkan dalam kegiatan produksi. Peningkatan tersedianya jumlah
tenaga kerja bagi proses produksi dapat dillihat dari jumlah tenaga
kerja atau jumlah hari kerja maupun jam kerja.
Masalahannya,
bagaimana supaya jam kerja yang disediakan untuk bekerja iotu meningkat.
Tersediannya jam kerja untuk proses produksi dipengaruhi oleh kemauan
dan kemampuan untuk bekerja. Teori ekonomi menemukan bahwa kemauan
seseorang untuk bekerja itu lebih banyak dipengaruhi oleh tigkat upah
yang ada.
Semakin tinggi tingkat upah, semakin tinggi kemauan
seseorang untuk bekerja atau menawarkan tenaga kerjanya. Di lain pihak
kemampuan untuk bekerja seseorang dipengaruhi keadaan kesehatannya dan
kecakapannya, keterampilan dan keahliannya. Selanjutnya kesehatan
dipengaruhi oleh keadaan gizi dan lingkungannya, sedangkan kecakapan,
keterampilan dan keahliannya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan baik
formal mauun non formal seperti latihan-latihan kerja (on the job
training).
Daftar pustaka
Irawan,M.Suparmoko.2002.Ekonomika Pembangunan Edisi ke 6..BFE-Yogyakarta,Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar